Hj. Dira, Polisi Itu Membopongku…Catatan Kemanusiaan dari Mapolres Sidrap
Jumat pagi, 9 Mei 2025. Di pelataran Mapolres Sidrap, sebuah kisah haru berlangsung. Semua yang melihatnya kagum.
Laporan: Edy Basri
MATAHARI belum tinggi. Seorang perempuan tua turun perlahan dari mobil keluarganya. Jalannya pelan. Tertatih. Namanya Hj. Dira. Umurnya lebih dari 70 tahun.
Ia datang ingin melapor. Perkara pribadi. Urusan keluarga.
Tapi kakinya tak kuat menapak. Nafasnya pendek-pendek. Hanya ingin masuk ke ruang pelayanan, pun sudah terasa seperti menempuh bukit.
Dari balik kaca, seorang polisi muda melihatnya. Ia tak menunggu aba-aba. Bergegas keluar.
Tanpa banyak tanya, ia membopong Hj. Dira. Pelan. Hati-hati. Seperti anak membawa ibunya sendiri.
“Terima kasih, Pak Polisi,” ujar Hj. Dira. Suaranya kecil. Tapi cukup membuat suasana mendadak hening. Haru.
Warga yang melihat kejadian itu spontan merekam. Beberapa menunduk. Ada yang menitikkan air mata.
“Saya ikut tersentuh. Ini baru namanya melayani, bukan cuma menerima laporan,” kata Ibu Hasni, warga Amparita, yang ikut antre membuat SKCK.
Yang lain mengangguk-angguk. Seorang bapak berkata lirih, “Mungkin anaknya di rumah pun belum tentu bisa sepeduli itu.”
Kapolres Sidrap, AKBP Dr. Fantry Taherong, tak banyak berkomentar. Hanya satu kalimat:
“Begitulah seharusnya.”
Tidak dibuat-buat. Tidak penuh seremoni. Polisi itu tidak sedang ingin viral. Ia hanya merasa: “Kalau saya biarkan ibu itu jalan sendiri, bisa jatuh dia.”
Begitu saja.. .
Dan, kadang… kemanusiaan memang tidak butuh naskah panjang. Hanya butuh niat baik dan tindakan nyata. (*)