Gerakan Sunyi dari Masjid Agung Sidrap
Remaja Masjid Bangkit, Santri Diwisuda, Pemimpin Bicara Arah Baru
Oleh: Edy Basri
Masjid Agung Sidrap, Minggu pagi (11/5/2025), bukan hanya tempat ibadah. Ia menjelma menjadi ruang sakral bagi lahirnya harapan baru.
Harapan tentang generasi muda yang tak hanya cerdas, tapi juga Qurani. Tentang pemuda yang tak hanya tangguh di dunia digital, tapi juga kuat dalam zikir dan pikir.
Pelantikan Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Kabupaten Sidenreng Rappang digelar khidmat. Ketua Umum DPW BKPRMI Sulsel, KH. Hasid Hasan Palogai, secara langsung melantik para pengurus.
Senyum mengembang. Sorot mata yakin. Tapi bukan itu yang paling membekas.
Yang paling kuat justru datang dari arah podium.
Bupati Sidrap, H. Syaharuddin Alrif, hadir. Ia menyampaikan arah yang gamblang. Disini, ia tidak banyak beretorika. Ia menyampaikan dua fokus yang kini jadi PR besar:
Pertama, menghidupkan kembali remaja masjid di 586 masjid se-Kabupaten Sidrap. Kedua, melakukan validasi menyeluruh terhadap seluruh guru TPA, baik tradisional maupun modern.
“Kalau Sidrap dikenal sebagai lumbung beras, kita ingin lebih. Kita ingin dikenal sebagai lumbung penghafal Al-Qur’an dan ulama terbaik,” ucapnya mantap.
Di hadapan ratusan peserta, ia juga mengajak orang tua untuk tak berhenti berinvestasi pada pendidikan anak. Bukan semata duniawi, tapi spiritual. “Insya Allah menjadi amal jariyah,” tambahnya.
Acara ini juga dirangkaikan dengan Wisuda Akbar Santri LPPTKA BKPRMI Sidrap Angkatan XVII. Para santri hadir dengan pakaian putih. Wajah-wajah lugu, tapi membawa hafalan dan semangat yang luar biasa.
Tangis haru menyatu dengan senyum bangga para orang tua. Di tengah dunia yang makin keras dan egois, mereka telah memilih jalan yang berbeda: mengantar anaknya jadi pecinta Qur’an.
Di tengah acara, satu suara muncul dari pengurus baru. Lembut tapi tegas. Ustaz Nidaul, Ketua DPD BKPRMI Sidrap yang baru dilantik, berbicara penuh keyakinan.
“Kami ingin BKPRMI menjadi organisasi inklusif. Bukan hanya ada saat acara. Tapi ada saat masyarakat membutuhkan pendampingan,” katanya.
Fokus kerja utamanya jelas: menghapus buta aksara Al-Qur’an, mengaktifkan remaja masjid di seluruh kecamatan, serta mendorong dukungan formal atas ijazah santri.
Ia bermimpi, kelak ijazah santri LPPTKA bisa ditandatangani langsung oleh Bupati dan Kepala Kemenag. Sebuah bentuk pengakuan negara terhadap pendidikan Qur’an yang tak kalah penting dari pendidikan umum.
Hadir dalam kegiatan ini Ketua DPRD Sidrap, Kepala Kantor Kemenag Sidrap, Imam Besar dan Ketua BPH Masjid Agung, Dandim 1420, Kapolres Sidrap, serta pengurus BKPRMI dari berbagai level.
Semua satu suara. Bahwa kebangkitan pemuda masjid bukan pilihan, tapi keharusan.
Hari itu, Masjid Agung Sidrap tidak sekadar memanggil umat untuk shalat. Ia memanggil para tokoh, pemimpin, orang tua, dan pemuda untuk kembali pada titik awal: masjid sebagai pusat peradaban.
Jika hari ini Sidrap adalah lumbung padi nasional, maka esok, dengan gerakan ini, Sidrap bisa jadi lumbung ilmu dan iman.
Dan itu dimulai dari masjid. (edy)