Prabowo Kangen Nasi Goreng Bu Mega… Politik, Rindu, dan Piring Kosong
JAKARTA, Katasulsel.com — Di balik aroma gurih nasi goreng, tersimpan rempah politik yang menggoda. Kali ini, bukan soal siapa lawan siapa di panggung kekuasaan, melainkan siapa yang rindu siapa di dapur kenangan. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi membocorkan satu nama: Prabowo Subianto. Ya, Prabowo — Presiden terpilih — disebut-sebut sedang kangen berat dengan nasi goreng racikan Megawati Soekarnoputri.
Rindu yang sederhana. Tapi tak sesederhana maknanya. Katanya sudah dua setengah tahun rindu itu dipendam. Tak terucap di sidang kabinet, tapi bergema di sela acara penghargaan desa wisata.
“Kapan aku dibikinin nasi goreng lagi, Mbak?” — kutipan yang terdengar jenaka, tapi siapa bilang politik tak punya bumbu gurih?
Satu Piring, Dua Sejarah
Megawati tak menyebut nama. Tapi candanya menggoda publik dan wartawan untuk menebak. Seperti menebak siapa yang lebih dulu masak intrik di kuali partai. Lalu muncul pernyataan Prasetyo. Jawaban satu kata: “Betul.”
Publik pun tertawa. Tapi juga berpikir.
Prabowo dan Megawati. Dua kutub yang pernah bertarung, lalu saling diam, dan kini tersenyum sambil membayangkan sepiring nasi goreng. Di antara mereka, tak ada lagi wajan panas. Yang ada, hangatnya nostalgia dan, bisa jadi, sinyal persahabatan baru.
Bukan Sekadar Masakan
Tentu ini bukan sekadar soal nasi goreng. Ini tentang simbol. Tentang kerinduan politik yang mulai cair. Tentang cara lembut membuka ruang komunikasi. Megawati tahu, masakan adalah diplomasi paling tua di dunia. Lewat dapur, banyak hal bisa berubah: dari perang jadi pelukan, dari debat jadi dialog.
Dan Prabowo? Ia tahu betul seni mencairkan suasana. Bukan hanya di medan perang, tapi juga di ruang makan.
Sindiran Tipis dan Politik Dapur
Menariknya, Megawati sempat berseloroh ogah (*)