Bek andalan PSM Makassar Yuran Fernandes ‘Dikartu Merah’ Setahun, Bernardo Tavares Tak Tinggal Diam
Makassar, Katasulsel.com — Skenario di luar lapangan kembali mewarnai Liga 1. Bukan karena pelanggaran keras atau VAR kontroversial, tapi karena satu hal yang kini jadi sorotan: kebebasan bersuara. Bek andalan PSM Makassar, Yuran Fernandes, dihukum berat oleh Komdis PSSI. Dilarang main selama 12 bulan. Ya, setahun penuh!
Denda masih bisa dibayar. Tapi larangan satu musim? Itu seperti kartu merah tanpa peluit, bahkan sebelum pertandingan dimulai.
Pelatih PSM, Bernardo Tavares, pasang badan. Ia tahu, kehilangan Yuran bukan cuma soal lini belakang yang rapuh, tapi soal keadilan yang mulai terasa kabur.
“Ini bukan hanya soal sepak bola, tapi soal hak menyuarakan realita,” ucap Tavares, yang belakangan dikenal vokal soal isu-isu fairness di Liga 1.
Yuran dihukum karena unggahan kritisnya di media sosial terkait kualitas penyelenggaraan Liga 1. Sebuah suara yang mewakili banyak pemain asing maupun lokal—yang selama ini memilih diam.
Namun, Komdis PSSI justru mengayunkan palu. Tanpa diskusi terbuka. Tanpa konferensi pers. Tanpa ruang untuk menjelaskan konteks. Tiba-tiba, larangan 12 bulan turun layaknya sanksi doping berat.
Ironis, saat pelanggaran keras di lapangan sering kali hanya dihukum dua-tiga laga.
Para suporter pun bereaksi. Di Twitter dan Instagram, tagar #JusticeForYuran mulai bermunculan. Ini bukan hanya tentang PSM Makassar, tapi tentang wajah kompetisi kita. Apakah kritik masih boleh diucapkan? Atau semua harus diam?
PSM Makassar, lewat pernyataan resmi, menegaskan akan menempuh jalur banding. Mereka ingin hukuman ini ditinjau ulang—bukan untuk menghindar dari tanggung jawab, tapi untuk menjaga marwah kompetisi.
“Yuran adalah bagian dari kami. Ia bukan hanya pemain, tapi pribadi yang berani jujur,” tegas Bernardo.
Dalam dunia sepak bola modern, komunikasi antara pemain dan publik adalah bagian dari ekosistem. UEFA, FIFA, bahkan Premier League, kini mendorong transparansi. Tapi di Liga 1, suara bisa berubah jadi vonis.
Jika kritik pemain dibungkam, maka Liga bukan lagi tempat berkembang. Ia hanya jadi panggung sepi, di mana yang boleh bicara hanya mereka yang di atas panggung.
Yuran kini absen. Tapi suaranya menggema. Dan PSM Makassar tidak akan tinggal diam.
Editor: Edy Basri I Reporter: Harianto