Sidrap

LKAM XIV HIMAP Hadirkan Simulasi Kepemimpinan Kontekstual Berbasis Problem-Solving

Sidrap, katasulsel.com — Sebuah ruang intelektual kembali dibuka. Tiga hari yang intens — Sabtu hingga Senin, 10–12 Mei 2025 — menjadi medan pembelajaran transformatif bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang).

Kegiatan Latihan Kepemimpinan Administrasi Mahasiswa (LKAM) ke-XIV bukan sekadar forum rutin tahunan, tetapi lebih dari itu: sebuah proses kaderisasi sistemik yang dirancang dalam bingkai leadership incubation.

Berlangsung di Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, kegiatan ini mengusung tema “Kaderisasi yang Progresif,” sebuah pesan yang sarat makna. Tema ini menyiratkan sebuah kesadaran kolektif bahwa regenerasi kepemimpinan mahasiswa tidak boleh berjalan stagnan atau seremonial semata, melainkan harus terus bergerak maju, adaptif terhadap perubahan sosial, dan mampu bersinergi dengan tantangan zaman.

Menurut Irwan Tri Putra, Ketua Himpunan Mahasiswa Administrasi Publik (HIMAP), LKAM bukan sekadar penguatan soft skills dalam berorganisasi, tetapi lebih jauh merupakan proses dialektika antara nalar kritis dan kemampuan manajerial mahasiswa.

“LKAM ke-XIV ini kami desain sebagai ruang simulasi kepemimpinan berbasis problem-based learning, agar peserta tidak hanya paham teori kepemimpinan secara normatif, tetapi juga mampu menyusun strategi organisasi yang kontekstual,” ujar Irwan.

Ia juga menekankan bahwa kegiatan ini menjadi fondasi utama dalam menjaga kontinuitas himpunan, melalui proses transgenerational leadership — di mana nilai, visi, dan semangat organisasi ditransmisikan secara utuh dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Sementara itu, Hardianti, S.AP., M.AP., selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Publik, memberikan apresiasi tinggi terhadap komitmen mahasiswa dalam menjaga tradisi ilmiah dan organisatoris seperti LKAM. Menurutnya, LKAM merupakan bentuk pembelajaran interdisipliner yang mempertemukan ilmu, karakter, dan budaya organisasi dalam satu medan latihan yang terukur.

“Inilah bentuk experiential learning yang sesungguhnya. Mahasiswa diuji tidak hanya dalam kemampuan konseptual, tapi juga dalam kemampuan adaptasi, komunikasi, dan kepemimpinan transformatif. Ini adalah bagian penting dalam membangun kapasitas administrasi publik secara komprehensif,” ungkap Hardianti.

Secara struktural, LKAM XIV menyusun rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan kreativitas mahasiswa, memperkuat nalar berpikir kritis, dan membentuk pribadi yang visioner. Tujuan jangka panjangnya jelas: mencetak calon pemimpin himpunan yang tidak hanya loyal, tapi juga progresif, adaptif, dan berdaya saing tinggi di tengah disrupsi sosial dan perkembangan teknologi administrasi publik modern.

Konsep student leadership development yang diterapkan mengacu pada model transformational leadership, di mana pemimpin tidak hanya bertindak sebagai pengarah, tetapi juga sebagai inspirator yang mampu menggerakkan dan menumbuhkan nilai-nilai kolektif di dalam komunitasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup
Exit mobile version