Ngeri, Sehari Tiga Mayat Ditemukan di Irigasi Sidrap
Sidrap, katasulsel.com — Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, mendadak diguncang ketakutan yang menyelimuti seperti kabut pekat.
Dalam sehari, Kamis, 15 Mei 2025, tiga jasad ditemukan di lokasi yang berbeda, namun terhubung oleh satu aliran: saluran irigasi yang selama ini menjadi nadi kehidupan warga.
Tak ada yang menduga, air yang biasanya mengalirkan harapan kini justru membawa cerita kematian. Jasad-jasad itu mengapung tanpa suara, seakan telah lama menunggu untuk ditemukan.
Penemuan pertama terjadi di Desa Allakuang, Kecamatan Maritengngae.
Lakuba, seorang penjaga pintu irigasi yang sudah terbiasa menghadapi bau lumpur dan tumpukan sampah, pagi itu dikejutkan oleh sesuatu yang menyerupai boneka.
Namun, saat ia mendekat, tubuhnya mendadak lemas.
Itu bukan boneka. Itu mayat seorang bayi laki-laki, diperkirakan berusia satu tahun. Tubuhnya sudah mulai membusuk, dikerumuni lalat, dan hanyut perlahan seperti tak ingin ditemukan.
Tak berselang lama, warga di Desa Talumae, Kecamatan Watang Sidenreng, juga dibuat histeris.
Kali ini, jasad anak laki-laki berusia sekitar empat tahun ditemukan di Wae Sellu’e, masih di jalur irigasi. Tubuhnya tak kalah mengenaskan, tergeletak di antara sampah dan rumput air, diam tanpa identitas.
Dan di siang yang mendung itu, di Sereang, Kecamatan Maritengngae, kejutan mengerikan lainnya kembali menyentak nalar warga.
Sesosok tubuh perempuan ditemukan tak bernyawa di sisi aliran irigasi. Tubuh itu milik seorang perempuan muda.
Namun belakangan, dari informasi yang beredar, terungkap bahwa korban bukanlah anak-anak biasa. Ia dikenal satu keluarga di utara Sidrap.
Dugaan menguat ketika dua mayat bocah dan anak yang ditemukan sebelumnya disebut-sebut merupakan anak dari wanita yang juga ditemukan di hari yang sama.
Tapi. Hubungan antara ketiganya membuka tabir baru yang belum terurai. Benarkah ini satu keluarga yang menjadi korban?
Ataukah ini kisah kelam yang lebih dalam dari yang tampak di permukaan?
Tiga jasad, satu hari, satu jaringan irigasi. Terlalu banyak kebetulan dalam satu bingkai waktu.
Warga pun mulai bertanya-tanya, benarkah ini hanya insiden terpisah? Ataukah ini pembunuhan yang dirancang dengan kejam, lalu dikubur dalam derasnya arus air?
Polisi telah mengevakuasi ketiganya ke RSUD Nene Mallomo Pangkajene untuk proses identifikasi dan autopsi.
Pihak kepolisian belum memberikan penjelasan resmi dugaan awal, penyelidikan intensif masih tengah berjalan. Mereka menelusuri hubungan antara para korban dan titik-titik penemuan yang saling berkaitan melalui jaringan air.
Sementara itu, di tengah keheningan desa, warga berkumpul di tepian irigasi. Tak hanya membawa rasa takut, tapi juga amarah dan rasa tidak percaya.
Banyak yang berharap, kasus ini segera terang. Karena jika benar ini pembunuhan, maka pelakunya sedang berjalan bebas di antara mereka.
Dan bila benar arus air itu menyimpan cerita kejahatan, maka Sidrap sedang menghadapi sesuatu yang lebih dalam dari sekadar misteri. Ini tentang kejahatan yang mengalir, di tengah damai yang semu. (*)
Editor: Edy Basri I Reporter: Harianto, Tipue Sultan