Cerita Jurnalis Sidrap Menggenggam Masa Depan dengan AstraPay
Saya Edy Basri, jurnalis Sidrap dengan 19 tahun pengalaman. Di usia 50, saya tetap semangat belajar teknologi baru, terutama AstraPay.
Oleh: Edy Basri
DARI liputan di pasar tradisional hingga bantu petani desa, saya lihat betapa dompet digital ini bukan cuma soal kemudahan bayar, tapi juga jembatan inklusi keuangan dan langkah nyata dukung keberlanjutan lingkungan.
Beberapa waktu lalu, saya mulai menggunakan AstraPay. Awalnya karena penasaran, bagaimana aplikasi dompet digital bisa membantu kehidupan sehari-hari saya yang super sibuk sebagai jurnalis.
Saya ingat waktu itu, saya sedang liputan di pasar tradisional. Pembayaran tunai masih mendominasi. Banyak pedagang dan pembeli yang sibuk menghitung uang, memberi kembalian. Ada momen lucu ketika saya sendiri lupa bawa dompet. Untungnya, ada teman yang menyarankan coba AstraPay.
Dari situ, saya mulai pakai. Awalnya sederhana, untuk bayar bensin motor, beli pulsa, sampai belanja online. Tapi lama-lama saya sadar, ada makna lebih besar di balik kemudahan itu.
Transaksi digital tanpa uang tunai itu tidak hanya cepat dan praktis. Tapi juga mendukung gerakan keberlanjutan. Bayangkan, kalau semua orang beralih ke dompet digital, penggunaan uang kertas bisa berkurang drastis. Proses cetak uang yang selama ini menyerap banyak sumber daya dan menghasilkan limbah bisa diminimalkan.
Sebagai jurnalis, saya suka mengamati fenomena sosial. Gerakan cashless society bukan sekadar tren. Ini adalah langkah maju menuju masyarakat yang lebih modern dan ramah lingkungan.
Pengalaman unik saya lainnya, saat membantu teman petani di desa yang jauh dari kantor bank. Dia bilang, dengan AstraPay, dia bisa bayar bibit dan pupuk lewat ponsel. Tidak perlu jauh-jauh ke kota, menghemat waktu dan ongkos.
Hal itu membuat saya makin yakin, teknologi seperti AstraPay bisa jadi jembatan inklusi keuangan. Memberikan akses yang lebih luas, terutama bagi masyarakat di daerah terpencil seperti Sidrap.
Selain itu, AstraPay juga membantu saya merekam setiap transaksi secara digital. Ini penting untuk akuntabilitas, baik untuk pribadi maupun pelaku usaha kecil yang saya temui di lapangan.
Dengan kemudahan itu, UMKM di Sidrap mulai bisa mengelola keuangan dengan lebih baik. Mereka jadi lebih percaya diri menghadapi persaingan pasar.
Saya melihat AstraPay bukan hanya alat pembayaran, tapi juga sarana edukasi keuangan dan keberlanjutan. Dengan mendorong transaksi tanpa uang tunai, kita semua berkontribusi mengurangi jejak karbon.
Untuk saya pribadi, pengalaman menggunakan AstraPay adalah kombinasi antara kemudahan teknologi dan tanggung jawab sosial. Ini membuktikan bahwa perubahan kecil bisa punya dampak besar.
Saya berharap lebih banyak masyarakat, terutama generasi muda dan pelaku usaha kecil, bisa merasakan manfaat yang sama. Mari bersama kita dukung gerakan keberlanjutan dan cashless society demi Indonesia yang lebih maju dan lestari.
Sebagai jurnalis, saya akan terus mengangkat kisah-kisah inspiratif seperti ini. Karena di balik teknologi ada cerita manusia yang berjuang dan berinovasi.(*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan