Mertua Jadi Istri di Soppeng, Istri Tinggal Kenangan
Soppeng, Katasulsel.com — Semua orang bilang cinta itu buta. Tapi di Taccampu, Desa Abbanuange, cinta justru salah alamat. Ia menyasar ke dalam lingkaran yang seharusnya suci. Ia memilih jalan terjal. Antara menantu dan ibu mertuanya.
BR. Lelaki muda. Menikahi AL, gadis 21 tahun. Hidup mereka sederhana. Tapi diam-diam, ada getar lain. Di balik rumah, di antara ruang-ruang sunyi. Tumbuh rasa yang tak seharusnya.
FR. Seorang ibu. Usia 36. Janda. Ibunda dari AL. Sekaligus mertuanya BR.
Mereka terlibat jauh. Melewati garis. Melahirkan seorang anak. Dari hubungan yang membuat dunia terdiam.
“Waktu itu sudah hamil. Tapi kedua keluarga sudah damai,” kata Kepala Desa, Buhari. Suaranya tenang. Namun kisahnya bergemuruh.
BR menceraikan istrinya. Ibu dari mantan istrinya kini menjadi istri baru. Hubungan itu kini sah. Di hadapan keluarga. Di hadapan negara.
Kapolres Soppeng, AKBP Aditya Pradana, menyebutnya sebagai musibah yang diterima. Kedua pihak sepakat. BR harus tanggung jawab. FR harus dinikahi. AL? Ia ditinggalkan.
Tak ada laporan pidana. Tak ada jerat hukum. Hanya luka yang mungkin tak akan sembuh.
Lalu muncul tanya…
Apakah mertua lebih perhatian?
Apakah rumah tangga muda terlalu rapuh untuk diuji?
Mengapa seorang ibu tega?
Apa yang membuat menantu memilih pelukan ibu, bukan istrinya sendiri?
Tak semua jawaban bisa ditemukan di meja pengadilan. Kadang, yang patah bukan sekadar hati. Tapi batas norma yang pecah.
Sementara desa kembali sunyi. Anak yang lahir tumbuh. Bersama cerita yang kelak mungkin harus dijelaskan. Tentang cinta, tentang dosa, tentang pilihan yang membuat dunia menoleh. (*)
Editor: Edy Basri I Laporan: Harianto
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan