MODUS KEDUA: KONTRAK DATANG KEMUDIAN
Proyek Detail Engineering Design (DED). Disini, ada tujuh paket pekerjaan. Seharusnya dikerjakan lima penyedia. Tapi faktanya? Hanya satu. Inisialnya HM. Orang dekat II.
Nilainya: Rp200 juta lebih. Yang menarik: pekerjaan selesai lebih dulu. Oktober 2022. Tapi, kontrak baru ditandatangani November 2022. Satu bulan setelahnya.
Apa artinya? Kontrak hanya formalitas. Proyek sudah lebih dulu “diatur”.
HERI JERMAN: TAK BERHENTI DI SINI
Ini bukan laporan pertamanya. Bahkan bukan kedua. Bukan juga ketiga.
Heri Jerman sudah menyampaikan empat laporan besar sejak dilantik jadi Irjen. Hanya dalam waktu empat bulan.
Kasus pertama: Rumah Khusus di Maluku. Kerugian negara ditaksir hingga Rp2,8 miliar.
Kedua: Rumah Pejuang Eks Timtim. Total anggaran: Rp430 miliar. Ini juga diklaim kuat olehnya diduga fiktif.
Ketiga: Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) di Sumenep. Nilai proyek: Rp109 miliar.
Terlambat. Tak sesuai spesifikasi.
Dan kini: kasus Balai Perumahan Sulsel.
Jumlahnya mungkin lebih kecil. Tapi pesannya besar. “Jangan main-main lagi dengan uang rakyat,” begitu kira-kira maksudnya.
Tidak ada komentar