Ketika Tentara Jadi Guru Gizi di Wajo
Di Desa Temmabarang, Kecamatan Penrang, tak cuma suara palu dan cangkul yang terdengar. Ada suara lain. Lembut. Tapi menghujam: suara edukasi tentang stunting.
Oleh: Marsose Gala
TMMD ke-124 oleh Kodim 1406/Wajo datang ke sini bukan hanya membawa semen dan batu. Tapi juga membawa gizi. Ilmu. Dan harapan.
Hari itu, Selasa, 27 Mei 2025, langit Temmabarang agak mendung.
Tapi wajah-wajah warga—terutama ibu-ibu—bersinar. Mereka duduk rapi. Menyimak. Bertanya. Tersenyum. Sebagian menggandeng balita. Sebagian mengusap perutnya yang membuncit: calon ibu.
Yang datang bukan orang sembarangan. Kolonel Kav Otto Sollu, Ketua Tim Wasev TNI AD, hadir langsung. Bersama tim dari Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo. Ia tak banyak basa-basi. Tapi kata-katanya mengalir, menohok.
“TMMD bukan hanya membangun jalan, jembatan, atau fasilitas umum. Tapi juga membangun manusia,” ujarnya.
Stunting. Kata itu berulang-ulang disebut. Di spanduk. Di brosur. Di mikrofon. Di hati.
Sebab stunting bukan sekadar tubuh pendek. Tapi nasib yang dirampas sejak dalam kandungan. Jika tak dicegah, masa depan bangsa pun bisa ikut kerdil.
TNI dan Dinas Kesehatan hari itu seperti dokter dan guru yang turun gunung. Mereka menjelaskan soal gizi, makanan seimbang, ASI eksklusif, dan bahaya menikah terlalu muda. Mereka juga memeriksa kesehatan ibu hamil dan balita secara gratis.
Tak berhenti di situ.
Ada talih asih. Berupa paket sembako dan nutrisi tambahan. Untuk keluarga yang berisiko. Untuk perut yang sering lapar. Untuk anak yang tubuhnya lebih kurus dari seharusnya.
📢 Ikuti Katasulsel.com di WhatsApp!
Dapatkan berita terpercaya dan update setiap hari langsung di ponsel Anda.
👉 Klik di sini & tekan Ikuti
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan