Air Turun dari Hujan, Legislator Pinrang Sakka Irfandi Turun dari Mimbar
Di Dusun Patumbu, air tidak lagi hanya mengalir. Ia menggigit. Tanah-tanah warga dikerat perlahan.
Oleh: Hamka Wellu
RUMAH-rumah mulai mendekat ke tepi jurang. Sawah dan kebun mengerut. Seperti luka yang terus digaruk.
Tapi dari tanah yang terancam, ada suara yang tidak diam. Warga Rajang bersuara. Dan suara itu tidak menguap ke angin.
Ia ditangkap oleh seorang wakil rakyat yang tidak sekadar hadir di baliho. Tapi juga di lumpur. Di tepian sungai. Di tengah keresahan.
Namanya Sakka Irfandi.
Wakil Ketua DPRD Pinrang. Dari Partai Gerindra. Tapi rakyat mengenalnya bukan karena partainya. Tapi karena keberaniannya: menyambung suara rakyat ke gedung-gedung tinggi.
Dan kali ini, ia membawa curhat warga bukan ke meja warung kopi. Tapi ke Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang, Sulawesi Selatan.
“Kami ingin sungai ini berhenti menggigit tanah rakyat. Saya sampaikan langsung usulan ke balai. Supaya ada solusi cepat, sebelum perumahan warga benar-benar hilang,” ujar Sakka kepada katasulsel.com, Selasa (3/6/2025).
Ia tidak sendiri. Ia membawa peta persoalan, catatan keluhan, dan yang terpenting: harapan. Bahwa negara hadir, bukan hanya saat kampanye.
Warga Desa Rajang, terutama di Dusun Patumbu, memang tidak meminta banyak. Mereka tahu air adalah bagian dari hidup. Tapi mereka juga tahu: hidup bukan untuk ditenggelamkan. Erosi yang terus menggerus tanah mereka bukan soal musim. Ini soal masa depan.
Dan di sinilah peran Sakka terasa berbeda. Ia tidak menunggu laporan formal. Ia datang langsung. Ia dengarkan langsung. Ia gerak cepat – bukan sekadar jargon.
Saat politisi lain mungkin sibuk dengan narasi dan framing, Sakka justru sibuk dengan peta sungai dan lereng tanah.
“Waktu reses kemarin, banyak warga titip keluhan. Soal kesehatan, air bersih, dan sungai yang makin mendekat ke rumah mereka. Saya tidak bisa diam,” ungkapnya.
Kini bola ada di Balai Besar. Tapi mata rakyat tetap tertuju pada Sakka. Karena di antara gemuruh politik, ia tetap mendengar detak keresahan warganya.
Sungai boleh menggigit tanah.
Tapi Sakka Irfandi, wakil rakyat dari Lembang, memilih menggenggam harapan rakyat. Dengan dua tangan. Dan kaki yang tetap menjejak di tanah becek, bukan karpet mewah.
Editor: Edy Basri
📢 Ikuti Katasulsel.com di WhatsApp!
Dapatkan berita terpercaya dan update setiap hari langsung di ponsel Anda.
👉 Klik di sini & tekan Ikuti
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan