Al-Quran Tetap Utuh Saat Musibah Kebakaran di Soppeng, Tiga Rumah Ludes
Soppeng, Katasulsel.com — Malam takbiran Idul Adha 1446 H yang semestinya penuh syahdu dan sukacita berubah menjadi malam duka bagi warga Takalala, Kelurahan Tettikenrarae, Kecamatan Marioriwawo, Kabupaten Soppeng. Tiga rumah panggung milik Sakman, Kamaria, dan Supriadi hangus terbakar dalam kobaran api hebat sekitar pukul 02.00 WITA, Jumat dinihari, 6 Juni 2025.
Namun di balik kepanikan dan kehancuran itu, ditemukan satu hal yang tak biasa: sebuah mushaf Al-Quran yang tetap utuh berdiri di antara abu dan arang. Tidak hangus, tidak terbakar, seolah dilindungi dari amukan api yang melalap habis seluruh isi rumah. Temuan itu mengguncang hati para petugas dan warga yang menyaksikan langsung proses pemadaman. Di tengah reruntuhan yang nyaris tak menyisakan apa pun, mushaf tersebut berdiri sebagai simbol harapan, iman, dan kekuatan spiritual yang tak bisa dikalahkan oleh apapun.
Kebakaran itu sendiri terjadi begitu cepat. Ketiga rumah yang berdiri berdempetan di persimpangan poros Takalala–Camba dan Buludua dilalap api hanya dalam hitungan menit. Tim Pemadam Kebakaran dari Pos Takalala dan Lajoa menjadi yang pertama tiba, disusul bantuan dari Watansoppeng dan Cabenge. Dengan strategi pengepungan dari berbagai sisi, petugas berjibaku menahan api agar tak menjalar lebih luas. Minimarket Indomaret di sisi kanan rumah Sakman nyaris ikut terbakar, namun berhasil diselamatkan.
Warga setempat turut ambil bagian, mengevakuasi tiga unit motor dari bawah rumah Supriadi, sambil membantu petugas menyuplai air dan memberi akses jalur masuk. Butuh waktu hampir dua jam hingga api berhasil dikendalikan dan proses pendinginan dimulai.
Duka mendalam menyelimuti ketiga keluarga korban. Tidak ada yang tersisa selain pakaian tidur yang melekat di tubuh mereka. Meski tak menelan korban jiwa, kerugian material ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Namun yang paling membekas bukan hanya kehilangan, melainkan peristiwa luar biasa yang terjadi di tengah bencana: mushaf Al-Quran yang utuh, yang menjadi satu-satunya benda yang tersisa dari reruntuhan.
Bagi warga Soppeng, malam itu bukan hanya tragedi, tapi peringatan. Bahwa di tengah musibah, masih ada tanda-tanda yang menyentuh sisi terdalam manusia. Dan bahwa di tanah ini—tanah Soppeng yang penuh nilai, tradisi, dan solidaritas—iman tetap menjadi pilar yang tak bisa diguncang, bahkan oleh api sekalipun.(*)
Reporter: Harianto
📢 Ikuti Katasulsel.com di WhatsApp!
Dapatkan berita terpercaya dan update setiap hari langsung di ponsel Anda.
👉 Klik di sini & tekan Ikuti