Feature

Tangis Janda di Sidrap: Andai Suami-ku Masih Hidup..

Ilustrasi

Tak ada listrik di rumah itu. Tak ada kipas angin. Tak ada kulkas. Tak ada sofa. Yang ada hanya satu kasur tipis. Yang kadang basah kalau hujan. Yang jadi rebutan kalau malam dingin datang.

Tapi di situ M tetap bertahan kala pulang. Bersama ibunya. Bersama doanya. Ia tahu hidup tak adil. Tapi ia tak ingin kalah. Karena kalau ia kalah, ibunya akan ambruk. Dan rumah reyot itu pasti ikut roboh.

Begitulah M. Anak remaja yang dipaksa dewasa. Di tengah dunia yang terlalu tua. Di rumah yang hampir runtuh. Di malam-malam yang tak pernah benar-benar tenang.

Sidrap tahu namanya. Tapi belum tahu kisahnya.

Belum. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup
Exit mobile version