Parepare

Sudah Saatnya Ade Pimpin PWI Parepare

“Ini bukan soal jabatan. Ini soal tanggung jawab. Tentang menjaga profesionalisme. Tentang membuat PWI relevan lagi,” katanya, lirih tapi pasti.

Ia tahu, organisasi bukan sekadar kumpul-kumpul dan sertifikat. Ia tahu, tantangan hari ini bukan hanya soal menghadapi tekanan eksternal, tapi juga membenahi kekosongan internal. Maka ia tak datang sendiri. Ia membawa tim. Ia membawa program. Ia membawa arah.

Ade ingin PWI bukan sekadar simbol. Tapi tempat bernaung. Tempat belajar. Tempat di mana jurnalis bisa saling menguatkan, bukan saling menjatuhkan. Ia ingin agar PWI Parepare kembali solid. Independen. Berpengaruh.

Dan rupanya, ia tidak sendiri.

Kalangan jurnalis di kota ini—dari yang senior sampai yang baru pegang kamera dan notes—mayoritas beranggapan: memang sudah saatnya Ade memimpin PWI Parepare.

Sudah cukup jadi penonton. Sudah cukup hanya memberi masukan di grup WhatsApp. Kini mereka ingin perubahan nyata. Dan perubahan itu, kata mereka, ada pada sosok Ade.

“Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Kalau bukan Ade, siapa lagi,” begitu kira-kira bisik-bisik warung kopi belakangan ini.

Konferkot tinggal menghitung hari. Tapi sinyal-sinyal di lapangan sudah mulai terang: angin perubahan sedang berembus. Dan Ade, tampaknya, sedang berdiri paling depan.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup
Exit mobile version