Soppeng, Katasulsel.com — Kehadiran Ilham Arief Sirajuddin (IAS) di kantor DPD II Golkar Soppeng, Selasa 10 Juni 2025, menjadi momen menarik di tengah dinamika persaingan menuju Musda Golkar Sulsel.
Meski DPD II Soppeng telah menyatakan dukungan kepada Munafri Arifuddin, sambutan hangat terhadap IAS menunjukkan bahwa politik di level daerah tak melulu kaku soal rekomendasi.
IAS hadir tak sekadar bersilaturahmi, tetapi juga membawa pesan penting: dirinya tetap bagian dari keluarga besar Golkar Sulsel, dan layak didengar.
Momen ini memperlihatkan pendekatan berbeda dari IAS. Alih-alih fokus menggalang dukungan resmi, ia memilih membangun koneksi emosional langsung dengan struktur partai di daerah.
Fakta bahwa IAS tetap diterima dengan tangan terbuka, meski bukan figur yang diusung, memperlihatkan kecanggihan pendekatannya.
Dia tak memaksa, tak menggugat keputusan, tapi justru hadir memberi ruang dialog dan mendengarkan masukan. Di mata sebagian kader, cara ini menunjukkan kematangan dan kelas tersendiri.
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, IAS juga menyuarakan hal-hal yang menyentuh realitas kader di bawah, seperti soal minimnya dukungan finansial bagi pengurus di daerah.
Nada-nada ini membuat citranya merakyat dan membumi, sesuatu yang sering luput dari perhatian elite politik lainnya.
Kunjungan ke Soppeng ini boleh jadi hanya satu dari rangkaian safari politiknya. Tapi di balik itu, IAS seolah sedang menyusun peta kepercayaan.
Bukan hanya untuk memenangkan suara dalam Musda nanti, melainkan membangun kesan bahwa dirinya tetap relevan, terbuka, dan siap menyatukan Golkar pasca-kontestasi.
DPD II Soppeng pun, meski sudah terang-terangan mendukung calon lain, tampak tak ingin menutup pintu rapat-rapat bagi dialog.
Ini mencerminkan tradisi politik yang sehat: berbeda pilihan, tapi tetap menjaga silaturahmi dan ruang komunikasi. Justru di situlah makna sesungguhnya dari demokrasi internal partai.
Kehadiran IAS di Soppeng, di luar urusan dukungan formal, adalah strategi membangun legitimasi moral.
Saat sebagian tokoh sibuk mengejar angka dan surat dukungan, IAS hadir dengan pendekatan yang lebih personal, memberi ruang tafsir baru dalam kontestasi internal Golkar Sulsel. (*)
Editor: Harianto
Tidak ada komentar