Sidrap

Narkoba Dibicarakan Serius di Rujab Bupati Sidrap

Arsul, Kepala Kesbangpol Sidrap

Ada Rumah Sakit. Ada Pesantren. Ada Harapan.

Oleh: Edy Basri

Rabu malam, 11 Juni 2025. Rumah jabatan Bupati Sidrap di Pangkajene. Angin pelan mulai menabrak. Tapi obrolan dalam tengah berlangsung.

Tamu malam itu bukan sembarang tamu.
Kepala BNNK Sidrap, Syahril Said.
Ia tidak membawa proposal. Tapi membawa keresahan.

“Narkoba di Sidrap masih jalan. Diam-diam. Tapi dalam,” katanya.
Dan Bupati—Syaharuddin Alrif—tidak pura-pura kaget.
Ia tahu. Semua tahu. Tapi baru malam itu ditaruh serius di meja.

Sidrap ingin berhenti jadi penonton.
Tak mau hanya menunggu kasus meledak lalu bikin pernyataan duka.
Syaharuddin memilih jalan berbeda: menyembuhkan, bukan cuma menghukum.

Maka disepakatilah sesuatu yang tak biasa.
Satu rumah sakit. Satu pesantren. Dua jalur rehabilitasi.

Rumah sakit itu—sementara—akan pakai RSUD Tanru Tedong.
Untuk mereka yang sudah terluka terlalu dalam.
Yang tubuhnya tak bisa pulih dengan doa saja.

Tapi bukan itu saja.
“Harus ada pendekatan agama,” kata Arsul, Kepala Kesbangpol.
Ia paham: luka di tubuh bisa dijahit,
tapi luka di jiwa harus dituntun.

Karena itu, pesantren akan dilibatkan.
Tempat-tempat suci yang telah menyelamatkan banyak yang terjatuh.
Yang tahu cara menyentuh hati, bukan sekadar memberi obat.

Bersambung..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup
Exit mobile version