Logo Katasulsel
๐Ÿ”Š Klik untuk dengar suara
Logo Overlay
๐Ÿ”ด Tiga Tahun Cinta Hancur dalam Sehari, Dia Kabur Patah Hati, Lalu Sang CEO Muncul ๐Ÿ”ด Kat-Tv dan Katasulsel.com Membutuhkan Jurnalis, Silakan Hubungi 082348981986 (Whatsapp) ๐Ÿ”ด

Niat Anak-Istri Beri Kejutan di Ultah, Ternyata Kepala BPKAD Ini Telah Meninggal di Kasur

Kejadiannya di Manokwari, Papua Barat, Rabu, 11 Juni 2025, sekira pukul 15.04 WIT. Sungguh menyayat hati

Oleh: Edy Basri

Sore itu harusnya manis. Kue tart mungil dibawa dengan tangan kecil sang anak. Balon-balon warna pastel sudah menggantung sejak pagi. Lilin kecil menyala malu-malu.

Di belakang, sang ibu menenteng ponsel. Siap merekam momen haru. Hari ulang tahun sang suami. Ayah dari anak semata wayangnya. Kepala keluarga yang setiap hari pulang membawa senyum dan lelah yang tak pernah dikeluhkan.

Rencananya sederhana: masuk ke kamar pelan-pelan. Teriakkan, โ€œSelamat ulang tahun!โ€ lalu peluk ayah erat-erat. Tapi tak ada yang membalas.

Pintu kamar dibuka. Kamera sudah menyala. Tapi tak ada adegan bahagia. Tak ada pelukan. Tak ada kejutan.

Yang terekam justru tubuh yang diam. Wajah yang teduh. Tapi sunyi.
Yunus Ariwei (49), Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Pegunungan Arfak, ditemukan telah meninggal dunia di atas tempat tidurnya.
Tepat di hari ulang tahunnya sendiri.

Istrinya gemetar.
Anaknya memanggil-manggil: โ€œAyahโ€ฆโ€
Tapi sang ayah tak membuka mata. Tak menjawab. Tak pernah lagi.

Waktu menunjuk pukul 15.04 WIT, hari Rabu, 11 Juni 2025. Di rumah dinasnya, yang selama ini menjadi tempat pulang penuh kehangatan, suasana mendadak berubah. Tangis pecah. Suara doa terselip di antara isak. Sore yang harusnya ceria berubah menjadi kabar duka yang membekas.

banner 300x600

Video kejadian itu tersebar luas di media sosial. Viral. Tapi ini bukan sekadar viral. Ini luka yang menembus layar. Ini duka yang tak bisa dikomentari dengan emoji sedih. Ini kenyataan yang terlalu pahit untuk keluarga kecil itu.

Banyak yang menangis menyaksikannya. Tapi air mata kita tidak sebanding dengan perih mereka.
Kita hanya menonton. Mereka kehilangan.

Yunus pergi dalam senyap, dalam waktu yang paling tak disangka: saat cinta sedang ditata. Saat kue disiapkan. Saat doa sedang dilangitkan.

Dan di detik itulah, Tuhan memanggil pulang seorang ayahโ€”tepat saat keluarganya hendak mengejutkannya dengan cinta. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup