Katasulsel.com

Portal berita terpercaya yang mengulas Indonesia dari jantung Sulawesi Selatan. Aktual, tajam, dan penuh makna.

HEADLINE

Iran Hujani Israel Dengan Ratusan Rudal, Balasan Mencekam di Tel Aviv

IRAN Hujani Israel Dengan Ratusan Rudal, Balasan Mencekam di Tel Aviv

Tel Aviv Langit Tel Aviv ‘terbakar’. Rudal demi rudal ditembakkan dari arah Iran, menembus pertahanan udara yang selama ini dianggap tak tertembus. Alarm meraung. Penduduk panik. Dunia terdiam. Jumat malam itu, Iran resmi membalas.

Serangan balasan ini datang hanya hitungan jam setelah Israel menggempur pangkalan militer dan fasilitas nuklir di wilayah Iran.

Teheran tidak tinggal diam. Operasi bertajuk “True Promise 3” dilepaskan dengan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ratusan rudal balistik, termasuk tipe jarak menengah, diluncurkan ke berbagai kota strategis Israel—Tel Aviv, Yerusalem, Beersheba.

Tidak semua rudal mampu dicegat. Beberapa meledak di kawasan permukiman. Percikan api dan dentuman keras mengguncang tengah malam Israel. Tiga orang dilaporkan tewas. Puluhan lainnya luka-luka. Situasi genting. Pemerintah Israel langsung menutup ruang udaranya.

“Ini bukan sekadar pembalasan,” kata Komandan Garda Revolusi Iran. “Ini pesan. Bahwa darah kami tidak gratis. Dan kami tahu cara membalas.”

Sebelumnya, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang menewaskan sejumlah tokoh penting Iran, termasuk Jenderal Hossein Salami dan ilmuwan nuklir yang diduga kunci dalam program rahasia Teheran. Serangan itu menghantam Natanz, Parchin, dan Isfahan—tiga titik vital dalam pertahanan strategis Iran.

Israel pun tak mengelak. Mereka menyebut serangan Iran sebagai “ekspektasi yang sudah diperhitungkan.” Namun malam itu, Tel Aviv tetap terguncang. Sistem Iron Dome yang selama ini jadi tameng unggulan, tampak kelimpungan menghadapi hujan rudal dalam volume besar.

Dunia bersiaga. Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Rusia menyerukan de-eskalasi. Tapi peringatan hanyalah angin lalu. Dua musuh bebuyutan kini memasuki babak baru: perang langsung tanpa perantara.

Rakyat sipil jadi taruhan. Dan Timur Tengah sekali lagi berada di ujung tanduk. (*)

Editor: Edy Basri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup
Exit mobile version