Logo Katasulsel
🔊 Klik untuk dengar suara
Logo Overlay
đź”´ Tiga Tahun Cinta Hancur dalam Sehari, Dia Kabur Patah Hati, Lalu Sang CEO Muncul đź”´ Kat-Tv dan Katasulsel.com Membutuhkan Jurnalis, Silakan Hubungi 082348981986 (Whatsapp) đź”´

Laga Messi di Tengah Bayang-bayang Razia Imigran di Amerika Serikat, Kok Bisa?

Lionel Messi

Jakarta, katasulsel.com — Lionel Messi. Inter Miami. Stadion penuh penonton. Semua itu seolah menjadi simbol perayaan olahraga global.

Namun, di balik gegap gempita itu, ada ketegangan yang tak kasatmata: operasi penertiban imigran yang perlahan merangsek ke wilayah yang selama ini dianggap netral—lapangan sepak bola.

Pemerintah federal Amerika Serikat kini memperluas cakupan razia terhadap imigran tanpa dokumen.

Tak lagi sekadar di jalan atau kawasan pemukiman, operasi tersebut dilaporkan mulai menyasar tempat umum dengan konsentrasi massa besar. Salah satunya: stadion olahraga.

Sabtu ini, Inter Miami dijadwalkan menjamu Al Ahly, klub Mesir, dalam laga besar yang menjadi bagian dari Piala Dunia Antarklub.

Namun di tengah antusiasme penonton—terutama mereka yang ingin menyaksikan aksi sang maestro Argentina—terselip kekhawatiran besar.

Banyak dari mereka merupakan imigran tak berdokumen, yang kini dihantui risiko ditangkap bahkan sebelum menyentuh bangku tribun stadion.

Pihak penyelenggara tetap optimistis. Mereka menyebut keselamatan dan kenyamanan pengunjung akan menjadi prioritas.

banner 300x600

Di sisi lain, suara-suara dari kelompok pemantau hak asasi manusia mendesak agar arena olahraga tidak dijadikan ajang “penegakan hukum bermuatan politik.” Mereka mengingatkan bahwa stadion semestinya menjadi simbol keterbukaan, bukan ketakutan.

Meningkatnya ketegangan ini turut mengemuka menjelang gelaran Piala Dunia 2026 yang akan digelar di tiga negara: Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko. Sorotan dunia pun mengarah pada kesiapan Amerika—bukan hanya secara infrastruktur, tapi juga secara moral: apakah negeri Paman Sam siap menyambut dunia dengan tangan terbuka?

Laga Inter Miami kontra Al Ahly tak lagi sekadar adu strategi dan teknik. Ia berubah menjadi panggung tarik menarik antara impian dan kecemasan, antara harapan menonton sang legenda dan ketakutan menjadi target razia.

Pertanyaannya kini bukan hanya soal siapa yang akan menang di lapangan. Tapi juga: siapa yang merasa aman di tribun?

Editor: Edy Basri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup