Sidrap, Katasulsel.com — Di ruang tamu rumah jabatan Bupati Sidrap, Jumat, 20 Juni 2025, percakapan yang mengalir bukan sekadar basa-basi protokoler. Tapi pertemuan visi. Antara kekuatan struktural pemerintah dan kekuatan kultural umat.
Pengurus harian DPD LDII Kabupaten Sidrap hadir lengkap: Ketua H. Muhammad Jufri, Sekretaris Ismail, Wakil Sekretaris Wawan Setiawan, Dewan Penasehat Ahmad Tamso, Biro Kehumasan Abd. Malik Al Aziz, dan turut mendampingi dari tingkat provinsi, Wakil Ketua DPW LDII Sulsel, H. La Hatta.
Mereka tidak datang membawa proposal. Tapi tekad untuk bermitra ideologis dengan pemerintah kabupaten dalam membina umat.
Bupati Sidrap, Syaharuddin Alrif, menyambut hangat kehadiran mereka. Dalam sambutannya, SAR—begitu ia akrab disapa—menitipkan harapan besar.
“Warga Sidrap itu religius, tinggal digerakkan,” ucapnya.
Bukan sembarang pesan. Tapi sinyal kuat untuk mengajak LDII sebagai mitra dalam proyek besar: membangun religiusitas sebagai fondasi pembangunan daerah.
Syaharuddin tak hanya memberi harapan, tapi juga menawari tanggung jawab. Lewat program “Sidrap Berkah”, yang mendorong salat Magrib berjamaah dan pengajian malam Jumat, hingga konsep Sidrap Aman dan Religius yang akan menunjuk dua ustadz per masjid untuk mengabdi selama lima tahun di tengah masyarakat.
“Silakan LDII koordinasi dengan MUI, daftar utusannya. Dua ustadz, satu masjid. Itu yang kita butuhkan ke depan,” ujar Bupati.
LDII pun menyambut ajakan itu bukan dengan retorika, tapi dengan data dan aksi nyata. H. La Hatta menjabarkan beberapa program LDII yang selaras dengan visi Pemkab, seperti bidang dakwah, pendidikan karakter, kebangsaan, teknologi digital, ketahanan pangan, hingga kepedulian lingkungan.
“Pak Bupati, warga LDII Sidrap itu sudah terbiasa dengan pengajian rutin, dua kali seminggu di Masjid kami di Majjelling,” ujar La Hatta sembari menambahkan bahwa LDII Sulsel juga memiliki pesantren dan sekolah binaan untuk anak-anak di Makassar.
H. Muhammad Jufri, Ketua LDII Sidrap, melanjutkan dengan laporan lebih konkret: enam masjid binaan LDII kini menjadi sentra pengajian aktif, tersebar di Kecamatan Baranti, Maritengngae, Panca Rijang, Penanong, Bendoro, dan Tanru Tedong.
Audiensi yang awalnya sekadar temu formal, berubah menjadi pembicaraan strategis. Sebuah bentuk political religiosity—ketika negara dan ormas keagamaan saling menguatkan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan.
Di akhir pertemuan, LDII Sidrap mengundang secara resmi Bupati Syaharuddin Alrif untuk hadir dan meresmikan enam masjid binaan tersebut, sekaligus menandatangani prasasti sebagai simbol sinergi.
Bukan hanya antara Pemkab dan LDII. Tapi antara negara dan umat. Antara struktur dan kultur. Sebuah titik temu yang produktif demi Sidrap yang lebih aman, lebih berkah, dan lebih religius. (*)
Tidak ada komentar