Ketika Rumah Rata, Camelia Berdiri Tegak Bersama Warga di Kebun Sayur Jakarta Barat

Katasulsel.com
22 Jun 2025 15:51
3 menit membaca

Jakarta, KATASULSEL.COM — Hujan turun semalam. Tapi tanah itu tetap merah. Tetap basah oleh air mata.

Bukan hujan yang membasahi tanah seluas 23 hektare di Jalan Kebun Sayur, Cengkareng. Tapi duka. Jerit ibu-ibu. Tangis bocah-bocah yang tak tahu harus tidur di mana malam itu. Semua rumah mereka—ratusan di antaranya—rata dengan tanah.

Bukan oleh alat berat negara. Tapi oleh tangan-tangan kekuasaan yang menyaru.
Yang diduga membawa preman, memegang linggis, dan merobohkan masa lalu warga yang telah puluhan tahun mengakar di sana.

Camelia Panduwinata Lubis berdiri di atas puing-puing itu. Bukan sebagai artis. Tapi sebagai manusia.

Ini menyayat hati saya…

Kalimat itu terdengar lirih dari balik masker yang tak bisa menutup matanya yang basah. Ia tidak hanya datang melihat. Ia datang pasang badan. Untuk warga. Untuk kemanusiaan.

Konflik pertanahan ini bukan perkara sertifikat. Tapi soal hati nurani.

Soal 3.000 jiwa yang kini tidur di pos ronda, memakai baju yang kemarin mereka kenakan saat rumahnya dirobohkan. Tak sempat menyelamatkan apa-apa. Hanya tubuh sendiri yang bisa mereka bawa lari.

Konon, pemicu penggusuran ini adalah klaim sepihak dari seorang bernama Herawati. Di baliknya, menurut warga, berdiri sekelompok preman. Diduga anak buah Hercules. Nama lama dalam dunia gelap ibu kota.

banner 500x600

Mereka datang tak dengan surat. Tapi dengan suara keras dan tangan yang siap menggusur.

Camelia tak tinggal diam. Ia menyaksikan bagaimana bayi digendong di tengah reruntuhan, anak-anak bermain di atas puing, dan para ibu memeluk trauma seperti memeluk bantal di malam tanpa atap.

Apa negara hanya jadi penonton? Di mana Presiden? Di mana hati nurani kekuasaan?
Suaranya menggema, lebih keras dari gemuruh alat berat yang dulu meratakan rumah-rumah warga.

Warga sudah berteriak. Sudah berdemo. Ke kantor walikota. Ke Balaikota. Tapi tak pernah ditemui. Tak ada pintu yang dibuka.

Padahal mereka hanya ingin didengar. Bukan disuruh menunggu.

Bersambung..

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )

x
x