Washington, Katasulsel.com — Presiden Amerika Serikat Donald J. Trump menggebrak panggung global pada Sabtu waktu setempat dengan mengumumkan bahwa militer AS telah melancarkan serangan langsung ke tiga situs nuklir utama Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Serangan itu, menurut Trump, merupakan “kesuksesan militer spektakuler”. Dalam pidato di Gedung Putih, ia menyebutkan bahwa target dihantam dengan presisi tinggi menggunakan rudal Tomahawk dari kapal selam serta bom penghancur bunker GBU-57 dari pesawat B-2 Stealth.
Trump menggambarkan operasi ini sebagai langkah pencegahan terhadap “ancaman nuklir dari sponsor terorisme nomor satu di dunia”. Namun, dalam pernyataan yang sama, ia juga mengirim sinyal diplomasi yang tajam. “Akan ada perdamaian, atau tragedi yang jauh lebih besar bagi Iran,” ujarnya. Ia menegaskan bahwa serangan lanjutan dapat terjadi dengan “kecepatan dan ketepatan yang lebih besar” bila Iran merespons dengan konfrontasi.
Tensi antara Iran dan sekutu AS di Timur Tengah, terutama Israel, telah meningkat tajam sejak awal Juni. Serangan udara timbal balik antara kedua negara telah terjadi sejak 13 Juni, namun keterlibatan langsung Washington menandai babak baru yang jauh lebih berbahaya dalam eskalasi kawasan.
Pemerintah Iran, melalui Kementerian Luar Negeri, mengecam tindakan AS sebagai “agresi militer brutal terhadap fasilitas nuklir damai”. Teheran memperingatkan bahwa “respon yang disesalkan” akan segera diberikan, tanpa merinci bentuknya.
Di tengah kecaman internasional dan seruan agar semua pihak menahan diri, bayang-bayang konfrontasi terbuka kini membayangi Teluk Persia dan kawasan sekitarnya. Diplomasi, yang selama ini menjadi pagar terakhir sebelum perang, kini berdiri di ujung tanduk.(*)
Editor: Harianto
Tidak ada komentar