Dari Sukhoi Hingga Rafale, Alasan Indonesia Paling Ditakuti di ASEAN
Jakarta, katasulsel.com — Di tengah geopolitik yang makin bergetar, Indonesia tidak tinggal diam. Republik ini tak hanya kuat di darat dan laut. Tapi juga tajam di langit. Senyap. Tapi siap menyambar kapan saja.
Banyak yang menilai kekuatan udara Indonesia biasa-biasa saja. Tapi mereka lupa, kekuatan itu bukan sekadar jumlah. Tapi strategi. Kombinasi. Dan kemauan untuk terus berkembang.
TNI Angkatan Udara tidak hanya memiliki burung besi. Tapi burung tempur dengan napas panjang. Dari F-16 Fighting Falcon asal Amerika yang lincah dan serba bisa, hingga Sukhoi Su-30MK2 dari Rusia yang dikenal garang di udara. Data Kementerian Pertahanan menyebutkan, Indonesia saat ini mengoperasikan setidaknya 33 unit F-16 berbagai varian dan 16 unit Sukhoi Su-27/Su-30 (sumber: Kemhan.go.id, TNI AU).
Indonesia mengoperasikan berbagai pesawat tempur dari berbagai kutub kekuatan dunia. BAE Hawk 109/209, Super Tucano EMB-314 buatan Brasil, hingga T-50i Golden Eagle, hasil kolaborasi Korea Selatan dan Amerika. Semua menjadi potret kekuatan lintas poros yang tidak terkunci dalam satu blok. Inilah kekuatan Indonesia: fleksibel, independen, dan cerdas dalam beraliansi.
Hari ini, Indonesia tak lagi hanya membeli. Tapi juga bermitra. Lihat saja KF-21 Boramae, jet tempur generasi 4.5 hasil kerja sama Indonesia-Korea Selatan. Indonesia memegang saham sekitar 20% dalam proyek senilai lebih dari USD 7,8 miliar ini (sumber: Defense Acquisition Program Administration Korea, 2024). Ini bukan sekadar jet. Tapi simbol keberanian bangsa masuk dalam arena industri pertahanan kelas dunia.
Belum cukup? Indonesia sudah meneken kontrak pengadaan 42 unit Dassault Rafale, jet tempur asal Prancis yang disebut-sebut sebagai salah satu platform multiperan terbaik di dunia. Nilai kontrak Rafale diperkirakan mencapai USD 8,1 miliar termasuk pelatihan dan persenjataan (sumber: Dassault Aviation, 2022). Sementara itu, rencana pembelian F-15EX dari Amerika—varian tercanggih dari keluarga F-15—tengah difinalisasi dalam kesepakatan strategis antara Boeing dan Kemhan.
Jika semua unit telah tiba dan masuk dalam komando skuadron, langit Indonesia akan menjadi salah satu yang paling padat dan berbahaya di Asia Tenggara.
Di kawasan ini, Indonesia adalah negara dengan luas wilayah dan jumlah penduduk terbesar. Tapi yang menarik: Global Firepower Index 2024 menempatkan Indonesia di posisi 13 dunia dan tertinggi di Asia Tenggara dalam kategori kekuatan militer secara keseluruhan—mengalahkan Singapura, Malaysia, bahkan Thailand.
Negara tetangga memang punya senjata canggih. Tapi skala dan strategi Indonesia sangat berbeda. Jakarta mengandalkan kedalaman teritorial, populasi besar, dan kemampuan industri pertahanan dalam negeri yang sedang tumbuh. Singkatnya, Indonesia bukan hanya siap bertahan—tapi juga siap membangun dominasi regional bila sewaktu-waktu diperlukan.
Jangan lupakan sejarah. Dulu Indonesia mengoperasikan A-4 Skyhawk secara diam-diam dari Israel. Langkah berani yang menunjukkan bagaimana strategi pertahanan nasional tak selalu dibarengi publisitas. Dan pesawat legendaris Jepang, Cureng (Yokosuka K5Y), menjadi pesawat tempur pertama Indonesia setelah merdeka. Ia bukan hanya alat, tapi simbol: bahwa Indonesia bisa.
Kekuatan udara Indonesia hari ini bukan karena belanja yang sembrono. Tapi karena perhitungan matang. Karena niat untuk mandiri dalam menentukan arah. Kita tidak hanya kuat di Asia Tenggara, tapi juga mulai diperhitungkan secara global—terutama dalam kerja sama pengembangan teknologi, diplomasi alutsista, dan kemampuan adaptasi terhadap era tempur modern.
Saat dunia bicara tentang langit yang bisa terbakar oleh perang, Indonesia justru menyiapkan langitnya untuk damai. Tapi damai yang dijaga dengan taring tersembunyi.
Dan taring itu? Kini, terpasang di sayap-sayap besi.
Indonesia tidak sedang bersiap untuk berperang. Tapi bersiap untuk tidak bisa dikalahkan. (*)
Editor: Edy Basri
📢 Ikuti Katasulsel.com di WhatsApp!
Dapatkan berita terpercaya dan update setiap hari langsung di ponsel Anda.
👉 Klik di sini & tekan Ikuti
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan