UMS Rappang Bangga Dua Karya Buku Siap Jadi Referensi Nasional
SIDRAP, Katasulsel.com — Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) kembali meneguhkan eksistensinya sebagai kampus riset yang berdampak. Kali ini melalui dua karya ilmiah monumental yang resmi diserahkan ke Perpustakaan UMS Rappang oleh penulisnya, Dr. Ahmad Mustanir, S.IP., M.Si., Rabu, 25 Juni 2025, di Gedung Pascasarjana.
Kedua buku itu berjudul Pemberdayaan Masyarakat: Konsep, Strategi, dan Implementasi serta Masjid Muhammadiyah dalam Lanskap Sosial Kontemporer: Model, Masalah, dan Harapan. Keduanya merupakan hasil kerja ilmiah dari program Riset Muhammadiyah (RisetMU) Tahun 2025 dan Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) 2024, dua skema yang menuntut orisinalitas tinggi dan integritas metodologis.
Dalam seremoni yang sederhana namun sarat makna, Dr. Ahmad Mustanir menyerahkan langsung kedua naskah kepada Kepala Perpustakaan UMS Rappang, Rahmat, S.Sos., M.A.P. Momentum ini bukan hanya simbol distribusi karya, tetapi juga bentuk tanggung jawab ilmiah kepada publik, khususnya komunitas akademik dan masyarakat.
Menurut Dr. Mustanir, kedua buku tersebut ditulis dengan pendekatan multidisipliner. Ia tidak hanya menyusun teori, tetapi juga mengurai implementasi kebijakan dan dinamika sosial di akar rumput. “Penelitian ini menjawab tantangan-tantangan kontemporer. Pemberdayaan masyarakat dan peran masjid adalah dua poros penting dalam pembangunan sosial kita hari ini,” ungkapnya.
Kepala Perpustakaan UMS Rappang, Rahmat, S.Sos., M.A.P., menyambut baik koleksi baru tersebut. Baginya, buku itu bukan sekadar literatur, tetapi jembatan pemikiran antara kampus dan masyarakat. Ia berharap karya ini bisa memperluas akses literasi akademik dan menjadi rujukan utama di tingkat nasional.
Penyerahan dua karya buku ini menjadi penanda konkret dari implementasi program “Kampus Berdampak” yang digaungkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Sebuah upaya untuk mentransformasikan perguruan tinggi dari menara gading menjadi agen perubahan sosial.
Di tengah gempuran digitalisasi, hadirnya buku cetak dengan kedalaman riset semacam ini adalah bentuk perlawanan elegan. Ia menjadi jejak keilmuan yang tak hanya disimpan di rak, tetapi dihidupkan dalam dialog publik.
Dengan semangat literasi, UMS Rappang kembali mengirim pesan: bahwa kampus di jantung Sulawesi ini bukan hanya tempat belajar, tapi tempat berpikir dan berbagi makna.
📢 Ikuti Katasulsel.com di WhatsApp!
Dapatkan berita terpercaya dan update setiap hari langsung di ponsel Anda.
👉 Klik di sini & tekan Ikuti
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan