Segepok Uang Korupsi Proyek Jalan Selayar Kembali ke Negara

Selayar, katasulsel.com — Segepok uang, dua miliar lebih, kembali ke pelukan negara.

Bukan lewat anggaran. Tapi dari seorang terpidana korupsi.

Rabu, 25 Juni 2025. Di Kejaksaan Negeri Kepulauan Selayar, ruang press release menjadi saksi sunyi sebuah pelunasan dosa anggaran.

Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Sulsel, Jabal Nur, memimpin langsung pengembalian kerugian negara sebesar Rp2.240.642.100.

Uang itu dikembalikan oleh Sucipto. Namanya kini lekat sebagai terpidana kasus korupsi Pekerjaan Peningkatan Jalan Paket I (Lapen Ac-Wc) ruas Bonerate–Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar. Proyek ini dikerjakan pada Tahun Anggaran 2019.

dipulihkan, lunas, selesai secara hukum

Uang sebanyak itu bukan sekadar angka. Ia adalah simbol pemulihan. Pemulihan atas kepercayaan, atas kewibawaan hukum, atas wajah anggaran yang sempat tercoreng.

Kajari Kepulauan Selayar, Apreza Darul Putra, menjelaskan bahwa perkara Sucipto telah berkekuatan hukum tetap melalui Putusan Mahkamah Agung RI Nomor: 150 K/PID.SUS/2025 tanggal 17 April 2025.

Putusan itu menjatuhkan:

Pidana penjara 1 tahun 6 bulan,

Denda Rp100 juta subsider 2 bulan kurungan,

Uang pengganti Rp2.240.642.016,18.

Kini, uang pengganti itu sudah lunas. Tuntas. Disetor. Negara pun menarik napas lega.

bukan hanya menghukum, tapi memulihkan

Aspidsus Jabal Nur menegaskan, “Ini sesuai dengan instruksi Jaksa Agung, bahwa penanganan korupsi bukan hanya soal pidana badan, tapi bagaimana kerugian negara bisa dipulihkan.”

Pernyataan itu bukan formalitas. Sebab bagi Kejati Sulsel, sukses memberantas korupsi tak hanya diukur dari hukuman, tapi dari pemulihan.

Pemulihan atas lubang yang digali dari uang rakyat.

hadir semua: dari kajari hingga kasi pidsus

Kegiatan ini turut dihadiri jajaran Kejari Kepulauan Selayar: Kajari Apreza Darul Putra, Kasi Pidsus Syakir Syarifuddin, dan jajaran lainnya.

Dalam suasana yang tak terlalu hingar, pengembalian uang itu disaksikan secara formal dan simbolik.

Dua miliar lebih yang sempat tersesat, akhirnya pulang.(*)

Editor: Edy Basri / Reporter: Harianto