Sekuriti Bobol ATM Rp 400 Juta, Kabur ke Manado Nikmati Hidup Mewah Bareng Pacar

Wajo, Katasulsel.com — Ia bukan perampok bersenjata. Tak ada topeng, tak ada todongan. Ia hanya sekuriti bank, berseragam rapi, yang hafal celah-celah prosedur. Namun di balik itu, tersimpan rencana pencurian uang senilai Rp 400 juta dari tiga mesin ATM.

AAS, pria 27 tahun asal Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, memanfaatkan kepercayaan lembaga tempatnya bekerja. Ia mencuri tiga kunci ATM saat para petugas tengah sibuk melakukan opname terminal—prosedur rutin pencatatan dan pemeriksaan mesin. Lokasinya tersebar: di Kecamatan Pammana hingga depan Lapangan Merdeka, pusat Kota Wajo.

Setelah semua usai dan petugas beranjak, AAS masuk dan mengambil kaset berisi uang tunai. Tiga mesin, satu malam, dan ratusan juta rupiah berpindah tangan tanpa bunyi alarm.

Pelarian dimulai. Bukan ke pelosok. Tapi ke Kota Manado, Sulawesi Utara—ribuan kilometer jauhnya. Ia menginap di hotel termewah bersama pacarnya. Membeli dua unit iPhone 16, menyerahkan Rp 13 juta tunai kepada sang kekasih, serta melengkapi gengsinya dengan aksesoris ponsel. Hidup mewah sesaat, dari hasil kejahatan yang teliti.

Tapi jejak digital tak mudah disamarkan. Polres Wajo melacaknya dan berkoordinasi dengan tim Delta Resmob Polresta Manado. Saat AAS hendak berpindah tempat persembunyian di Jalan Flamboyan, ia dibekuk. Di ranselnya, tersisa Rp 397.700.000. Sisanya? Sudah terbagi menjadi iPhone, uang pacar, dan kenangan pelarian yang sebentar.

Kasi Humas Polres Manado, Iptu Agus Haryono, menyatakan bahwa sebagian uang itu telah habis dipakai pelaku. Kejahatan yang nyaris sempurna itu tak sempat jauh. Terlalu banyak yang ditinggalkan: sidik jari di prosedur, CCTV di hotel, dan kebiasaan menghamburkan uang yang tak bisa ditutup rapat.

Kini AAS berada dalam tahanan. Uang yang tersisa diamankan sebagai barang bukti. Kasus ini tak sekadar tentang pembobolan ATM. Ia soal kepercayaan yang dibalas pengkhianatan, soal prosedur longgar yang dimanfaatkan oleh orang dalam, dan tentang bagaimana cinta bisa menjadi saksi—dalam pelarian paling mahal sepanjang hidup seorang sekuriti.(*)

Editor: Harianto

banner 300x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup