Ratu dari Sidrap
Ia datang dari Sidrap. Usianya baru 12 tahun. Masih polos. Masih lugu. Tapi langkahnya sudah setegas langkah perempuan dewasa.
Oleh: Edy Basri
Namanya Ratu Nurhilma Thalita. Panggilannya: Ratu. Ia baru saja lulus dari SDN No. 2 Arawa, sebuah sekolah dasar yang tenang di pedalaman Sidrap, Sulawesi Selatan. Sekarang, ia akan mulai duduk di bangku MTsN 2 Sidrap, kelas Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Dan hari ini, Sabtu sore di Jakarta, ia tidak sedang bermain boneka. Ia sedang berdiri di depan kamera, anggun dalam baju bodo dan lipa sabbe. Tangannya membawa bosara—wadah adat Bugis yang melambangkan penghormatan. Wajahnya tersenyum malu-malu. Tapi sorot matanya tajam.
Ia sudah menjalani sesi pemotretan resmi. Didampingi langsung oleh Arzeti Bilbina. Seorang artis. Seorang politisi. Seorang mentor modeling.
Besok, Minggu, 6 Juli 2025, Ratu akan naik panggung. Bukan panggung sekolah. Tapi panggung nasional: Grand Final Wonderful Etnik Model Indonesia 2025 di Jakarta.
Tarian yang akan ia bawakan bukan tarian biasa. Tari Paduppa. Tarian penyambutan dalam tradisi Bugis. Tarian yang ditarikan dengan hati, bukan hanya dengan kaki. Ada kelembutan. Ada penghormatan. Ada ketulusan.
Ratu tidak sendiri.
Ada juga Asty. Adik kelasnya. Masuk kategori Cilik B. Ia akan membawakan Tari Pattapi—tarian menenun. Menggambarkan perempuan Bugis yang tekun. Yang kuat. Yang halus. Yang sabar.
Dua anak ini membawa satu misi: Mengenalkan Bugis ke panggung Indonesia.
Mereka sudah dibekali. Sudah digembleng. Lewat workshop bersama Arzeti Bilbina. Di Gedung Perfilman Usmar Ismail, Jakarta. Mereka belajar berdiri. Belajar tersenyum. Belajar percaya diri. Belajar menjawab pertanyaan. Belajar menatap masa depan.
Karena panggung bukan hanya tempat tampil. Tapi tempat tumbuh.
Saya melihat Ratu sore tadi. Ia tidak terlihat gugup. Ia lebih terlihat penasaran.
Mungkin, ini bukan cuma soal lomba. Mungkin, ini soal perjalanan.
Dari Arawa ke Jakarta.
Dari murid SD ke ikon budaya.
Dari anak biasa, ke Ratu di panggung nasional.
Dan siapa tahu… suatu hari nanti, dari panggung kecil ini, ia akan melangkah ke panggung yang lebih besar lagi.
Ratu kecil dari Arawa.
Sedang menjemput takdirnya. (*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan