Nelayan Wakatobi Ditemukan Tak Bernyawa di Perairan Buton Utara

Wakatobi, Katasulsel.com — Laut yang selama ini menjadi sahabat setia, akhirnya menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi La Ali (56), nelayan asal Desa Waelumu, Kecamatan Waelumu, Kabupaten Wakatobi. Setelah lima hari pencarian tanpa lelah, tubuh La Ali ditemukan telah tak bernyawa, terapung di perairan Desa Bokori, Konawe Kepulauan, Selasa (7/7/2025).

Kabar duka itu pertama kali diterima oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP) Kendari dari Kepala Desa Bokori sekitar pukul 14.07 WITA. Jarak penemuan dengan titik lokasi awal diduga hilangnya korban mencapai 84,10 nautical miles dari arah barat laut.

La Ali sebelumnya dilaporkan hilang sejak Rabu dini hari, 2 Juli 2025, saat pergi melaut seorang diri pada pukul 03.00 WITA. Biasanya, ia pulang sebelum petang. Tapi hari itu, langit tak menyambutnya kembali. Yang pulang hanyalah kabar kehilangan.

Sementara tubuhnya ditemukan di Bokori, longboat miliknya ditemukan lebih dulu—terkandas dan pecah di atas karang perairan Lakansai, Kabupaten Buton Utara. Sebuah tanda bahwa laut tak lagi memberinya ruang kembali.

Pukul 14.20 WITA, Tim Rescue KPP Kendari segera berkoordinasi dengan Biddokes Polda Sultra, Polairud, Polsek Soropia, serta RS Bhayangkara Kendari. Ambulans segera disiapkan. Tidak untuk menyambut kehidupan, tapi untuk menghormati kepulangan.

Pukul 15.40 WITA, Tim SAR bertolak menuju lokasi penemuan menggunakan Rigid Inflatable Boat (RIB) menempuh perjalanan 14,7 NM. Pada pukul 16.33 WITA, mereka tiba di lokasi dan mengevakuasi jenazah korban.

Pukul 17.02 WITA, tubuh La Ali akhirnya menginjak dermaga—Basarnas Kendari. Tubuh itu kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Kendari, disaksikan pihak keluarga. Tak ada lagi harapan untuk hidup, hanya air mata dan doa.

“Dengan telah ditemukannya korban dalam keadaan meninggal dunia, Operasi SAR resmi ditutup. Seluruh unsur yang terlibat dikembalikan ke kesatuannya masing-masing,” ujar Amiruddin A.S, Kepala Seksi Operasi KPP Kendari dalam keterangan tertulisnya.

banner 300x600

Kisah La Ali menjadi pengingat, bahwa laut menyimpan cinta dan kehilangan dalam gelombang yang sama. Bahwa profesi nelayan adalah panggilan jiwa, yang kadang berpulang dalam sunyi, jauh dari pelabuhan.

Laporan: Tim Redaksi Katasulsel.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup