Katasulsel.com

Portal berita terpercaya yang mengulas Indonesia dari jantung Sulawesi Selatan. Aktual, tajam, dan penuh makna.

Sidrap

Sekolah Rakyat: Ikhtiar Sidrap Putus Rantai Kemiskinan Struktural

Sidrap, Katasulsel.com — Dalam denyut pembangunan sosial, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) mengambil langkah strategis: menyiapkan “Sekolah Rakyat” sebagai medium revolusioner memutus rantai kemiskinan yang bersifat struktural. Sebuah transformasi dari pendekatan karitatif menuju pemberdayaan berbasis pendidikan unggulan.

Sekolah Rakyat bukan sekadar sekolah. Ia adalah lembaga sosial berbasis boarding school yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem (desil 1 dan 2), namun memiliki prestasi akademik. Dengan kurikulum unggulan, sistem asrama, dan pembiayaan 100% oleh negara, sekolah ini menciptakan ruang aman dan kondusif bagi tumbuhnya anak-anak bangsa dengan karakter kuat, jiwa kepemimpinan, dan kesiapan menghadapi pendidikan lanjutan, baik di dalam maupun luar negeri.

Dalam paparannya pada Rapat Koordinasi Pembangunan Sosial Kabupaten Sidrap, Kepala Dinas Sosial Wahidah Alwi menjelaskan bahwa Sekolah Rakyat merupakan bagian dari 10 program unggulan Dinsos, di samping PKH, BPNT, ATENSI, hingga Rumah Perlindungan Sosial. Namun, Sekolah Rakyat menempati tempat istimewa—karena misinya jauh lebih mendalam: mencetak agen perubahan dalam setiap keluarga miskin.

Di bawah komando Kementerian Sosial dan didukung lintas kementerian, Pemda Sidrap dipercaya mengelola satu Sekolah Rakyat tahap 2B yang akan dibangun di atas lahan 10 hektar di Desa Mario, Kecamatan Kulo. Anggaran sebesar Rp210 miliar disiapkan, dengan target 1.000 peserta didik, yang akan memulai fase konstruksi pada September 2025. Fasilitas sekolah ini mencakup asrama, sarana olahraga, taman, ruang kelas modern, layanan kesehatan, hingga dukungan digital seperti laptop dan LMS (Learning Management System).

Sebelum tahap 2B, Pemkab Sidrap juga telah menyiapkan dua rintisan sekolah rakyat tahap 1B dan 1C. Lokasi tahap 1B berada di SMPN 6 Pangsid, dengan kapasitas 4 rombongan belajar jenjang SMP. Sedangkan tahap 1C, menyasar SD dan SMA, bertempat di Balai Latihan Kerja Sidrap. Proses renovasi dan perekrutan siswa telah dimulai sejak awal Juni, dengan timeline seleksi yang meliputi wawancara, home visit, tes kesehatan, dan registrasi ulang.

Kurikulum Sekolah Rakyat dirancang menyatu antara pendidikan formal dan karakter. Selain mata pelajaran akademik, siswa mendapatkan pelatihan kepemimpinan, nasionalisme, keterampilan hidup, hingga pembinaan keagamaan. Bahkan, untuk memetakan bakat dan keunggulan personal siswa, dilakukan tes DNA talenta dan psikologis—suatu pendekatan modern berbasis evidence.

Dalam konteks makro, kebijakan ini mengimplementasikan prinsip social investment, di mana negara tidak sekadar memberikan bantuan sesaat, melainkan membangun fondasi perubahan jangka panjang melalui pendidikan. Ini sesuai dengan semangat social justice dan affirmative action, menyasar mereka yang secara struktural tertinggal, namun berpotensi unggul.

Lebih jauh, Wahidah Alwi menegaskan bahwa Dinas Sosial Sidrap siap mendukung penuh program ini, dengan sinergi antara bidang rehabilitasi sosial, pemberdayaan masyarakat, penanggulangan bencana, dan perlindungan sosial. Tim profesional sosial (PSKS), termasuk pendamping PKH, TAGANA, dan penyuluh sosial, telah disiapkan untuk mengawal keberhasilan program.

“Di negeri yang besar, anak-anak tidak boleh kecil impian hanya karena miskin orang tuanya,” begitu salah satu kalimat penutup dari dokumen resmi Sekolah Rakyat. Kalimat itu tidak sekadar retorika, tapi cerminan dari hadirnya negara dalam bentuk yang paling fundamental: harapan.(*)

Editor: Edy Basri / Reporter: Harianto

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tutup
Exit mobile version