Sidrap, katasulsel.com – Di tengah wacana tentang reorientasi pendidikan tinggi menuju pendekatan transformatif dan berbasis pengabdian masyarakat, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Angkatan 7 Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang (UMS Rappang) memilih mengambil peran strategis dalam mendorong kemandirian desa.
Melalui program bertajuk “Penguatan Kapasitas dan Optimalisasi BUMDes”, mereka menghadirkan intervensi ilmiah dalam ranah pembangunan ekonomi berbasis lokal di Desa Lise, Kecamatan Panca Lautang, Kabupaten Sidrap.
Dalam paradigma tridharma perguruan tinggi, pengabdian kepada masyarakat bukanlah aktivitas seremonial, melainkan proses dialektika yang melibatkan pertukaran pengetahuan antara sivitas akademika dan komunitas akar rumput.
Hal ini tercermin dalam pelaksanaan kegiatan yang berlangsung pada Minggu malam, 20 Juli 2025, di ruang terbuka DesCafe — pusat interaksi sosial baru di Desa Lise. Dalam kegiatan ini, mahasiswa membimbing pengelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) melalui pelatihan manajerial, identifikasi rantai nilai lokal (local value chain), serta penyusunan strategi adaptif berbasis kebutuhan riil masyarakat desa.
“BUMDes bukan hanya struktur administratif ekonomi, melainkan institusi sosial-ekonomi yang perlu dikembangkan dengan pendekatan partisipatoris dan berbasis data,” ujar Muhammad Abduh Husain, Koordinator Desa (Koordes) KKN UMS Rappang.
Kegiatan ini turut melibatkan perangkat desa, warga, serta mahasiswa lintas kampus seperti Universitas Hasanuddin (Unhas) dan IAIN Parepare.
Dalam suasana yang egaliter namun akademik, diskusi berlangsung dengan menjunjung semangat community-based development. Tak sekadar memberikan pelatihan teknis, mahasiswa juga memfasilitasi pemetaan potensi desa berbasis asset-based community development (ABCD) — pendekatan ilmiah yang menekankan kekuatan lokal sebagai basis transformasi.
Dosen pembimbing lapangan, Muhammad Yasmin, S.H., M.Kn., menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bentuk aktualisasi civic engagement mahasiswa, yang tidak hanya memperkuat empati sosial, tetapi juga mengasah kecakapan transdisipliner mereka dalam menjawab kompleksitas persoalan pembangunan desa.
KKN Angkatan ke-7 UMS Rappang ini diikuti oleh 11 mahasiswa—3 laki-laki dan 8 perempuan—dan akan berlangsung hingga 10 September 2025. Dalam rentang waktu tersebut, mereka diharapkan dapat merumuskan roadmap penguatan kelembagaan desa yang bersifat jangka panjang dan berkelanjutan.
Dengan pendekatan yang menggabungkan action research, capacity building, dan participatory rural appraisal, kegiatan ini menjadi contoh nyata bahwa pendidikan tinggi tidak lagi hanya berorientasi pada transfer ilmu, tetapi juga pada transformasi sosial yang konkret. (*)
Editor: Tipue Sultan
Tidak ada komentar