MAKASSAR, Katasulsel.com — Laut yang memisahkan pulau-pulau di Sulawesi Selatan kini bukan lagi penghalang bagi pelayanan publik. Di bawah langit cerah pagi itu, halaman Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Selatan berubah menjadi titik awal dari sebuah misi kemanusiaan: pelayanan kesehatan bergerak (PKB). Gubernur Andi Sudirman Sulaiman melepas langsung 20 tenaga kesehatan yang akan menempuh perjalanan jauh — melintasi gelombang, menyusuri daratan terpencil — demi satu tujuan: menghadirkan layanan kesehatan bagi warga yang kerap luput dari jangkauan.
Senin, 4 Agustus 2025, bukan sekadar seremoni. Itu adalah simbol bahwa negara hadir, bahkan di tempat yang sulit dijangkau. Dua daerah kepulauan, Kabupaten Pangkep dan Kepulauan Selayar, menjadi titik awal dari program ini. Masing-masing akan menerima sepuluh tenaga kesehatan, terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, tenaga administrasi, hingga analis medis. Mereka bukan hanya membawa keahlian medis, tetapi juga harapan.
“Ini adalah aksi nyata Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk memberikan layanan kesehatan yang merata bagi seluruh warga Sulawesi Selatan,” tegas Andi Sudirman dalam sambutannya yang tenang namun penuh tekad. Pernyataannya mengandung sesuatu yang lebih dari sekadar komitmen birokratik — ada ketulusan untuk menghapus ketimpangan.
Sulawesi Selatan memang bukan provinsi kecil. Wilayahnya luas, terdiri dari gugusan daratan dan kepulauan yang tersebar. Di banyak tempat, akses ke fasilitas kesehatan masih menjadi kemewahan. Bahkan di beberapa desa pesisir, warga harus menunggu kapal motor dua kali seminggu hanya untuk mencapai puskesmas pembantu. Di sinilah letak urgensi program PKB — bukan sekadar menambal kekurangan, tetapi membalik paradigma: bahwa negara harus datang lebih dulu, bukan menunggu keluhan.
Andi Sudirman tahu betul tantangan di depan. Maka ia tidak hanya meminta tim kesehatan memberikan layanan pengobatan, tetapi juga melakukan pendataan kebutuhan masyarakat di lokasi tugas mereka. “Mulai dari kebutuhan listrik, bahan bakar, kondisi fasilitas publik hingga potensi strategis wilayah, semua harus dipetakan,” ujar Gubernur yang dikenal sebagai figur teknokrat itu.
Dengan pendekatan ini, PKB bukan hanya kegiatan medis, melainkan juga bentuk penjajakan pembangunan berbasis data lapangan. Setiap tenaga kesehatan menjadi ‘duta’ yang menghubungkan negara dengan rakyatnya di ujung negeri. Mereka tidak hanya mengobati, tetapi juga mendengarkan.
Di tengah sambutannya, Andi Sudirman pun menyelipkan doa dan harapan. “Selamat bertugas dan selamat bekerja bagi seluruh tim yang akan berangkat. Semoga sehat dan dapat memberikan layanan terbaik bagi masyarakat,” pungkasnya, diiringi tepuk tangan keluarga dan kolega yang turut hadir dalam pelepasan.
Bersambung..👇👇
Tidak ada komentar