Makassar, Katasulsel.com — Sebuah video berdurasi 46 detik yang memperlihatkan aksi pelemparan rumah di kawasan Jalan Al-Markaz, Kecamatan Tallo, Makassar, mendadak viral di media sosial. Peristiwa yang terjadi di sekitar Jembatan Merah Putih itu bukan hanya menyulut perhatian publik, namun juga mendorong aparat kepolisian bertindak cepat.
Kapolsek Tallo, Kompol H. Syamsuardi, S.Sos., M.H., dalam keterangannya pada Selasa (5/8), mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima laporan resmi dari warga yang menjadi korban dalam insiden tersebut. “Kami langsung menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan. Kami juga telah menerima laporan resmi dari korban yang rumahnya terkena lemparan,” ujar Syamsuardi kepada wartawan.
Awal mula insiden ini terekam dalam video amatir yang kemudian menyebar luas di berbagai platform digital. Tayangan itu memperlihatkan sekelompok anak berada di pinggir jalan, salah satunya diduga melemparkan sesuatu ke arah rumah warga. Tindakan ini terjadi saat mereka tengah melakukan aksi yang disebut-sebut sebagai ‘penggalangan dana’ dari pengguna jalan.
Namun kronologi sebenarnya baru terungkap setelah video tersebut menjadi viral. Korban, yang rumahnya dilempar, ternyata belum sempat membuat laporan pada hari kejadian. Laporan baru diterima pihak kepolisian setelah publik menyoroti kejadian itu secara masif di jagat maya.
“Modus mereka adalah mengaku melakukan penggalangan dana untuk perbaikan jembatan. Namun hal ini tidak diketahui oleh pihak kelurahan,” jelas Syamsuardi, menambahkan bahwa keberadaan anak-anak yang meminta sumbangan itu tidak mendapat izin atau pantauan dari instansi terkait.
Dalam pengembangan awal, aparat mencatat adanya indikasi penyimpangan terhadap hasil penggalangan dana yang dilakukan oleh kelompok anak tersebut. Disebutkan bahwa sebagian dana digunakan untuk membeli lem, namun pihak kepolisian belum dapat memastikan secara rinci tujuan penggunaannya.
“Kasus ini masih dalam tahap penyidikan lebih lanjut untuk mengungkap identitas pelaku dan motif di balik aksi tersebut,” tutup Kapolsek.
Pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan Dinas Sosial dan pihak kelurahan setempat guna menelusuri apakah ada pola pengulangan serupa di titik-titik lain. Fenomena anak jalanan yang memanfaatkan sentimen publik demi pengumpulan uang kembali menjadi sorotan. Namun dalam kasus ini, narasi penggalangan dana bertemu dengan tindakan vandalisme—sebuah kombinasi yang memunculkan tanya besar tentang pengawasan dan peran semua pihak. (*)
Editor: Harianto
Tidak ada komentar