Bintang Empat di Pundak Sang Alumni Universiti Kebangsaan MalaysiaDi bawah langit pagi yang cerah di Cilangkap, Jakarta Timur, suasana di Markas Besar TNI dipenuhi nuansa khidmat. Barisan prajurit tegak sempurna, denting langkah upacara terdengar mantap, dan sorot mata hadirin tertuju pada dua sosok yang melangkah mantap menuju panggung kehormatan.
Penulis: Wahyu Widodo / Jakarta
Di hadapan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, sejarah baru hari itu ditorehkan. Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin dan Letjen TNI (Purn) Muhammad Herindra resmi menyandang pangkat Jenderal Kehormatan TNI. Sebuah penganugerahan yang tidak lahir dari kebetulan, melainkan dari jejak panjang pengabdian yang mengakar kuat pada dedikasi, integritas, dan kepemimpinan.
Bagi Sjafrie, alumnus Universiti Kebangsaan Malaysia, pangkat ini adalah capaian yang sarat makna. Ia pernah memimpin Kodam Jaya dengan ketegasan yang diakui lawan maupun kawan, menjadi Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, dan menuntaskan masa tugas sebagai Wakil Menteri Pertahanan RI periode 2010–2014. Di setiap jabatan, ia tak sekadar mengisi ruang, tetapi membentuk arah, menanamkan disiplin, dan membangun sistem yang kokoh.
Herindra, yang kini menjabat Wakil Menteri Pertahanan, juga tak kalah panjang rekam jejaknya. Ia dikenal sebagai figur tenang yang teguh pada prinsip, membangun sistem pertahanan dengan pendekatan strategis, dan menjadi jembatan antara kebijakan dan eksekusi lapangan.
Penganugerahan ini, tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 13/TNI/Tahun 2025, adalah pengakuan negara bahwa pengabdian tak berhenti ketika masa aktif berakhir. Bintang empat yang kini melekat di pundak mereka bukan sekadar tanda pangkat, melainkan simbol penghormatan tertinggi atas kesetiaan dan kontribusi yang melampaui batas waktu.
Dalam sambutannya, Prabowo menegaskan, penghargaan ini adalah bentuk terima kasih bangsa kepada putra-putra terbaiknya. “Pangkat ini adalah simbol kehormatan dan rasa terima kasih bangsa,” ucapnya, suaranya tegas namun mengandung kehangatan seorang prajurit senior yang paham betul arti pengabdian.
Di balik seremoni resmi itu, ada pesan sunyi yang mengalir: bahwa pengabdian kepada negara adalah maraton yang tak mengenal garis akhir. Sjafrie dan Herindra, dengan segala capaian dan keteladanannya, menjadi bukti bahwa kehormatan sejati adalah warisan yang akan menginspirasi generasi prajurit di masa mendatang. (*)
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar