Jakarta, Katasulsel.com — Pengurus Besar Ikatan Kekeluargaan Mahasiswa dan Pelajar Indonesia Sulawesi Selatan (PB IKAMI Sulsel) menggelar Rapat Pleno II yang dirangkai dengan diskusi publik bertajuk “Optimalisasi Brigade Pangan sebagai Solusi Ketahanan Pangan dan Peluang Ekonomi bagi Pemuda”. Acara berlangsung di Auditorium Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI, Jakarta, Sabtu (9/8/2025).
Kegiatan ini dihadiri jajaran pengurus pusat, pengurus cabang se-Jabodetabek, koordinator wilayah se-Indonesia, serta tokoh nasional dan alumni IKAMI Sulsel. Hadir di antaranya Ketua Umum Partai Berkarya sekaligus Dewan Pembina IKAMI Sulsel, Moch. Ridwan Andreas, dan dua mantan Ketua Umum PB IKAMI Sulsel, Saharuddin Didu dan Muh. Zulfikar Wisnu.
Diskusi publik menghadirkan tiga narasumber lintas sektor. Mantan Kepala Pimpinan Wilayah Bulog Sumatera Utara, Arif Mandu, menekankan perlunya sinergi pemerintah daerah, Kementerian Pertanian, dan pemuda dalam menyiapkan lahan serta model kerja untuk swasembada pangan. Kepala Pusat Penyuluh Pertanian BPPSDMP Kementan, Bustanul Arifin Caya, memaparkan bahwa Brigade Pangan dapat menjadi model bisnis menjanjikan bagi pemuda desa jika didukung teknologi, pelatihan, dan akses modal.
Sementara itu, Rektor STAI Rawa AOPA Konawe Selatan, Ismail Suardi Wekke, mendorong generasi muda untuk belajar dari praktik pertanian modern di Jepang, sambil menjadikan nilai-nilai Al-Qur’an sebagai pedoman.
Ketua Umum PB IKAMI Sulsel, Andi In’amul Hasan, menyebut Brigade Pangan sebagai pintu masuk bagi generasi muda untuk membangun ekonomi desa sekaligus menjaga ketahanan pangan nasional. “IKAMI Sulsel siap menjadi mitra strategis pemerintah dalam menggerakkan pemuda, khususnya di Sulawesi Selatan, untuk terjun ke sektor ini,” ujarnya.
Selain diskusi, Pleno II membahas evaluasi kinerja, status kepengurusan cabang dan koordinator wilayah, serta tindak lanjut hasil Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). Andi menegaskan pleno ini menjadi momentum konsolidasi organisasi agar program kerja dapat segera diimplementasikan di daerah.
Moderator menutup kegiatan dengan pesan bahwa pemberdayaan pemuda, optimalisasi lahan berbasis teknologi, dan kolaborasi lintas sektor harus segera diwujudkan. “Diskusi ini berakhir, tetapi aksi harus dimulai hari ini,” pungkasnya.(*)
Editor: Tipue Sultan
Tidak ada komentar