Sidrap, Katasulsel.com — Di antara riuh rendah lomba mewarnai yang dipenuhi tawa anak-anak, seorang bocah dari TK Pembina Maritengngae menarik perhatian. Namanya, Medina Paris Alsava Humaedi. Usianya masih belia, namun caranya memegang krayon, memilih warna, dan menyusun harmoni gambar memperlihatkan sesuatu yang berbeda—sebuah ketekunan yang biasanya jarang dimiliki anak seusianya.
Minggu, 24 Agustus 2025, menjadi hari istimewa bagi Medina. Dalam lomba yang digelar C’Bezt Fried Chicken dan diikuti puluhan peserta TK dari berbagai penjuru Sidrap, Medina berhasil menyabet juara ketiga. Bukan sekadar angka di podium, tetapi simbol dari semangat dan imajinasi yang terus ia pupuk sejak dini.
Guru dan orang tuanya melihat kemenangan ini sebagai buah dari konsistensi. Medina dikenal rajin berlatih, tidak cepat puas, dan selalu ingin menyelesaikan setiap gambar dengan sepenuh hati. Sang ibu, Yusraini, bahkan menyebut Medina sudah beberapa kali meraih prestasi di ajang serupa. “Kami berusaha terus mengasah bakat Medina. Setiap kali dia meraih juara, kami merasa semakin yakin bahwa potensi anak bisa tumbuh jika diberikan ruang,” ungkapnya.
Medina kecil seolah memberi pelajaran sederhana namun berharga: bahwa kreativitas butuh dirawat sejak dini. Di tengah era digital, ketika anak-anak banyak larut dalam gawai, Medina justru menunjukkan bahwa krayon, pensil warna, dan selembar kertas masih bisa menghadirkan kebahagiaan sekaligus kebanggaan.
Prestasi ini juga menjadi inspirasi bagi anak-anak lain, bahwa keberanian mengekspresikan diri tak mengenal usia. Dari Sidrap, Medina memberi pesan bahwa setiap coretan bisa berubah menjadi karya, dan setiap karya bisa menjadi awal dari mimpi besar di masa depan.(dso)
Editor: Tipue Sultan
Tidak ada komentar