Bagi warga, kasus ini bukan sekadar cerita pilu tentang bayi yang ditinggalkan. Mereka melihat ada perbedaan mendasar dengan kejadian di daerah lain. Di banyak tempat, bayi sering ditemukan sudah tak bernyawa, dibuang di selokan atau hutan. Di Empagae, bayi itu justru ditinggalkan di masjid, tempat yang ramai dan memungkinkan segera ditemukan.
“Kalau dipikir, memang tega. Tapi orang tuanya masih ada rasa iba. Minimal mereka tidak benar-benar membuangnya ke tempat sepi. Polisi harus bisa cari tahu siapa pelakunya,” ujar seorang tokoh masyarakat.
Kini, perbincangan warga berpusat pada sosok misterius dalam rekaman CCTV. Apakah mereka orang tua sang bayi? Apakah faktor kemiskinan, rasa malu, atau tekanan sosial yang mendorong keputusan itu?
Meski banyak spekulasi, satu hal kini jelas: bayi itu selamat, berada di tangan yang peduli. Namun masyarakat masih menaruh harapan besar pada Polsek Maritengngae Polres Sidrap untuk menyingkap tabir siapa dan mengapa bayi itu ditinggalkan.
Karena di balik keheningan toilet masjid, ada sebuah kisah yang menyentuh: seorang bayi lahir tanpa sambutan cinta, tetapi tetap ditemukan karena orang tuanya, meski tega, ternyata masih menyisakan hati.(*)
Editor: Edy Basri
Tidak ada komentar