Sidrap, Katasulsel.com — Sebuah pemandangan langka tersaji di Sidenreng Rappang. Aksi unjuk rasa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sidrap, Minggu (31/8), bukan hanya berlangsung tanpa gesekan, tetapi juga ditemani langsung oleh jajaran tertinggi pemerintahan daerah.
Mahasiswa yang berorasi lantang di depan Gedung DPRD Sidrap ditemani oleh Bupati H. Syaharuddin Alrif, Ketua DPRD H. Takhyuddin Masse, Kapolres Sidrap, dan Dandim 1420. Mereka berdiri di tengah massa, mendengarkan tuntutan mahasiswa tanpa jarak dan tanpa barikade.
Empat poin utama tuntutan mahasiswa tetap keras: investigasi independen kematian Affan Kurniawan, pembebasan ratusan demonstran dan jurnalis yang ditangkap di Jakarta, penolakan kenaikan gaji DPR, hingga desakan penerbitan Perpu Perampasan Aset. Namun yang membuat Sidrap berbeda adalah cara tuntutan itu diterima.
Bupati Syaharuddin Alrif memastikan aspirasi mahasiswa akan diteruskan ke provinsi dan pusat. Ketua DPRD Sidrap pun menyampaikan komitmen yang sama di hadapan pengunjuk rasa. Sementara Kapolres dan Dandim hadir bukan sebagai barisan represif, melainkan simbol keamanan yang justru merangkul mahasiswa.
Tak ada teriakan sirene, tak ada gas air mata. Yang ada hanyalah orasi, diskusi, penandatanganan komitmen, lalu ditutup dengan foto bersama. Aksi yang di kota lain berujung bentrokan, di Sidrap justru berubah menjadi momentum kebersamaan antara mahasiswa, pemerintah, dan aparat.
Dengan atmosfer itu, Sidrap seolah menahbiskan diri sebagai kabupaten paling adem di Indonesia sepanjang musim demonstrasi Agustus 2025. Di saat Jakarta, Makassar, hingga Medan penuh dengan ketegangan, Sidrap justru menunjukkan wajah demokrasi yang ramah, terbuka, dan tanpa kekerasan.
Apa yang terjadi di Sidrap seakan menjadi eksperimen sosial-politik baru: bahwa demonstrasi tak harus berujung bentrok, dan pejabat tak selalu harus berjarak dari rakyat. Kehadiran langsung Bupati, Ketua DPRD, Kapolres, dan Dandim dalam satu panggung bersama mahasiswa bisa jadi preseden yang sulit ditandingi daerah lain.
Sejarah kecil pun tercatat: Sidrap bukan hanya menggelar aksi paling adem, tapi juga menorehkan cara baru berpolitik di jalanan—tanpa bentrokan, tanpa korban, dan tanpa kehilangan martabat demokrasi.
Tidak ada komentar