Kamis, 04 Sep 2025
Tonton KAT TV

Kalau Boleh Jujur, Demo Paling Indah Itu Adanya di Sidrap, Bravo Mahasiswa, Bravo Aparat..

Katasulsel.com
1 Sep 2025 15:48
Berita 0 409
3 menit membaca

Jarang sekali ada demo yang membuat orang tersenyum. Apalagi demo dua hari berturut-turut. Tapi di Sidrap, 31 Agustus dan 1 September lalu, pemandangannya lain.

Laporan: Edy Basri

Di depan gedung DPRD, mahasiswa berorasi. Ada kritik soal kenaikan tunjangan DPR. Ada duka atas kematian Affan Kurniawan, driver ojek online yang wafat dalam insiden demo di Jakarta.

Suaranya jelas, lantang, tapi tidak memekakkan. Yang lebih mengejutkan: para pejabat tidak memilih duduk di kursi empuk sambil menunggu laporan. Mereka turun langsung.

Bupati Syaharuddin Alrif, ada di sana. Ketua DPRD Takhyuddin Masse, bersama seluruh anggota hadir. Dandim 1420 Letkol Inf Awaloeddin, lengkap dengan jajaran.

Dan, tentu saja Kapolres Sidrap, AKBP Dr. Fantry Taherong dan segenap anggotanya juga ada di sana.

Terlihat jelas di lokasi, Fantry tidak berdiri kaku mendampingi Bupati dan yang lainnya. Ia tidak memasang wajah tegas untuk menakuti.

Justru sebaliknya, ia mendekat, mendengar, dan memuji. Ia menyebut mahasiswa Sidrap telah memberi teladan: bahwa demo bisa tetap santun, beradat, dan beradab.

Kalimatnya sederhana, tapi terasa berlapis. Ia seperti ingin bilang: polisi tidak selalu harus jadi tembok, kadang justru harus jadi jembatan.

Bandingkan dengan daerah lain. Di Jakarta, demo bisa berakhir dengan gas air mata.

Di Makassar, tak jarang mahasiswa pulang dengan kepala diperban.

Di kota-kota besar lainnya pun demikian, teriakan mahasiswa sering bertemu dengan tameng aparat, bukan telinga pejabat.

Tapi di Sidrap, semua duduk di jalan yang sama. Mahasiswa bicara, pejabat mendengar, aparat menjaga.

Mungkin karena ini Sidrap, tanah yang dikenal sebagai Bumi Nene Mallomo.

Falsafah adat di sini: “adele’ na getteng” — jujur dan tegas. Nilai itu yang tampaknya diwarisi oleh polisi, pejabat, dan mahasiswa. Demo boleh keras, tapi tidak kehilangan martabat.

Hari pertama, Minggu, 31 Agustus, HMI yang turun. Lalu, hari kedua, Senin, 1 September 2025, IMM dan BEM Universitas Muhammadiyah Sidrap.

Tuntutannya berbeda-beda tipis, tapi semangatnya sama: suara kritis harus tetap hidup. Dan uniknya, suara itu justru makin terdengar jelas karena tidak ditutup oleh kericuhan.

Saya jadi teringat demo di kota lain. Ketika massa sudah membakar ban, suara isi kepala mereka langsung tenggelam oleh asap.

Bersambung………….

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )