Kamis, 04 Sep 2025
Tonton KAT TV

Sidrap 12,7 Ton

Katasulsel.com
2 Sep 2025 15:51
Berita 0 108
2 menit membaca

Di Sidrap, padi bukan sekadar tanaman. Ia seperti jati diri.

Laporan: Edy Basri

Maka, setiap kali panen raya, yang dirayakan bukan cuma bulir-bulir gabah yang jatuh ke karung.

Yang dirayakan adalah rasa percaya diri sebuah daerah: bahwa tanah mereka subur, bahwa petani mereka tidak kalah oleh zaman.

Selasa pagi, 2 September 2025, Desa Bila Riawa ramai oleh orang. Hamparan sawah yang biasanya hanya berisi suara burung dan deru mesin perontok, kali ini dipenuhi senyum.

Ada Bupati Sidrap, H Syaharuddin Alrif, berdiri di tengahnya. Seperti ikut memanen kebanggaan warganya.

Angka yang lahir dari sawah itu mencengangkan: 12,7 ton per hektare. Bandingkan dengan rata-rata nasional yang hanya sekitar 5—6 ton.

Kalau dikalikan harga gabah Rp6.800 per kilo, berarti tiap hektare sawah Sidrap menghasilkan Rp86 juta lebih.

Nilai sebesar itu lahir dari tanah yang dikerjakan dengan tekun, dari pupuk yang ditakar dengan cermat, dan dari air irigasi yang diatur seimbang.

Tapi Syaharuddin tahu, angka tidak bisa berdiri sendiri. Ia harus ditopang oleh ilmu.

Karena itu ia sering menyebut istilah yang terdengar asing di telinga sebagian orang: site-specific nutrient management, atau pemupukan sesuai kebutuhan tanah.

Juga pengendalian hama terpadu, agar sawah tidak tergantung obat kimia semata. Kata-kata ilmiah itu seolah menyatu dengan lumpur sawah di Sidrap.

Bupati itu tampak menikmati suasana. Ia mendekati petani, menepuk bahu mereka, ikut merasakan riuh yang sederhana.

Tidak ada podium tinggi, hanya sawah yang membentang. “Kita ingin Sidrap jadi lokomotif pertanian modern,” katanya.

Ucapan itu tidak seperti jargon. Karena di Sidrap, ucapan seperti itu bisa dilihat wujudnya: padi yang menguning lebat, karung-karung yang penuh, dan petani yang pulang dengan wajah lega.

Ada yang bilang, panen itu puncak dari kesabaran. Apa yang ditanam tidak langsung terlihat. Ia menunggu bulan demi bulan.

Sama seperti Sidrap yang sejak lama sabar membangun identitasnya. Sekarang, hasilnya ada di depan mata: beras Sidrap.

Nama yang bukan sekadar label, tapi tanda bahwa daerah ini masih setia menjaga sebutannya sebagai lumbung padi Sulawesi Selatan. (*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )