Jakarta, Katasulsel.com — Presiden Prabowo Subianto resmi melakukan reshuffle kabinet, Senin (8/9/2025). Perombakan ini berlangsung sore hari di Istana Negara, Jakarta, dengan melantik lima menteri baru serta meresmikan pembentukan Kementerian Haji.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan, lima kursi yang diganti mencakup Menteri Keuangan, Menteri Koperasi, Menteri Pemuda dan Olahraga, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam).
Keputusan reshuffle muncul di tengah derasnya demonstrasi beberapa pekan terakhir, mulai dari isu ekonomi, ancaman PHK massal, hingga koordinasi keamanan yang dinilai belum solid. Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, menilai perombakan ini adalah langkah politik untuk meredam gejolak sekaligus menegaskan keseriusan pemerintah.
“Dimensi teknokratis, yuridis, dan politis semuanya terpenuhi. Dari sisi teknokratis, usia Kabinet Merah Putih hampir setahun, sudah waktunya evaluasi. Dari sisi yuridis, ada kasus hukum yang menyeret wakil menteri. Dari sisi politis, konsolidasi dengan partai-partai, termasuk PDI-P, makin terlihat,” ujar Agung.
Kejutan terbesar adalah lahirnya Kementerian Haji. Lembaga ini didesain untuk fokus pada pengelolaan ibadah haji dan umrah, meningkatkan transparansi layanan, dan memperkuat diplomasi dengan Arab Saudi. Meski nama menteri yang akan memimpinnya belum diumumkan, kehadiran kementerian ini langsung menyedot perhatian publik.
Isu lain yang mengemuka adalah kemungkinan Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin merangkap jabatan sebagai Menko Polhukam, menggantikan Budi Gunawan. Langkah ini dipandang sebagai strategi untuk memusatkan koordinasi keamanan nasional di bawah satu figur militer senior.
Sebelum perombakan diumumkan, pengamat politik Rocky Gerung sudah pernah menyebut bahwa cepat atau lambat Prabowo akan melakukan reshuffle. Ia bahkan memberi istilah reshuffle break — sebuah jeda politik untuk menata ulang mesin pemerintahan ketika tekanan publik makin kuat.
“Presiden tak mungkin membiarkan kabinet berjalan dengan ritme lama sementara gelombang demonstrasi terus muncul. Mau tidak mau, ada reshuffle break,” kata Rocky dalam sebuah program TV nasional beberapa waktu lalu.
Kini, prediksi itu terbukti. Reshuffle kabinet yang berlangsung sore ini menjadi momentum penting bagi Presiden Prabowo: sebuah jeda untuk merapikan barisan, meredam gejolak, dan mempertegas arah kepemimpinan di tengah dinamika sosial-politik yang kian kompleks.(*)
Editor: Tipue Sultan
Tidak ada komentar