Keluarga korban juga begitu. Sudah lama tahu, dan selalu dilarang.
Sudah sering mereka menasihati.
Sudah berkali-kali mereka melarang.
Tapi korban tetap dengan pendiriannya.
Kini korban telah pergi untuk selamanya.
Dan Adnan, yang sudah lama kalah menahan istrinya, kini harus kalah lagi menahan tudingan publik.
Di sinilah posisi Polres Sidrap penting.
Dengan pengungkapan yang cepat dan penjelasan yang tegas, publik tahu bahwa Adnan bukan pelaku, bukan penjual, bukan bagian dari kejahatan itu.
Ia sekadar suami yang tak berdaya.
Dan justru ikut jadi korban kedua.
Begitulah wajah lain dari kasus ini.
Bukan hanya tentang pelaku dan korban.
Tapi juga tentang seorang suami yang kalah dua kali — dan sebuah Polres yang berdiri jelas untuk menegakkan kebenaran.
(*)
Tidak ada komentar