Muhammad Amal, Anak Wajo yang Tak Pernah Menyerah pada Jarak dan KemiskinanKepala MTS As’adiyah No. 2 Bontouse, Jumriani, S.Fil., mengenang masa lalu Akmal. Pernah tinggal di rumah kepala sekolah lebih dari setahun, sejak suami kakaknya meninggal.
“Tekadnya luar biasa. Kadang teman membonceng sepeda, tapi dia tetap jalan kaki. Anak ini mengerti arti perjuangan,” ujar Jumriani, suaranya hangat tapi mengandung haru.
Sepanjang perjalanan pagi itu, Akmal melewati sawah hijau, pepohonan rindang, dan jalan tanah berbatu. Angin pagi menampar wajahnya, suara burung, aroma tanah, wangi rumput—semua menjadi teman setia.
Setiap langkahnya mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan mimpi yang tak kenal lelah.
H. Anwar berharap pemerintah lebih peka. “Masih banyak anak-anak seperti Akmal. Mereka menapaki jarak panjang demi ilmu. Mereka butuh perhatian, fasilitas, dan dukungan. Jangan biarkan langkah mereka berat sendirian,” ujarnya.
Kini sepeda barunya berderak lembut di jalan desa, mengiringi Akmal. Tapi lebih dari itu, sepeda itu bergerak bersama harapan, mimpi, dan masa depan.
Bersambung….
Tidak ada komentar