Muhammad Amal, Anak Wajo yang Tak Pernah Menyerah pada Jarak dan KemiskinanSetiap kayuhan pedal adalah langkah menuju cita-cita. Setiap napasnya adalah bukti keteguhan.
Muhammad Akmal berjalan. Setiap pagi. Setiap sore. Setiap hari. Demi sekolah. Demi mimpi. Demi masa depan.
Dan kita? Kita hanya bisa menonton, tersenyum haru, menyeka peluh yang bukan milik kita, dan berharap ada tangan-tangan lain yang menopang langkahnya. Agar jalan 20 kilometer itu tidak terasa berat sendirian.
Dan ketika malam turun di Cenranae, Akmal tidur dengan mata lelah tapi hati penuh harapan. Besok, ia akan menapaki jalan yang sama. Dan kita? Kita akan menunggu kisahnya, sambil berharap dunia ikut menapak bersamanya. (*)
Tidak ada komentar