Selasa, 16 Sep 2025
Tonton KAT TV

Ikhtiar Menjadikan Sidrap dari Lumbung Pangan Menuju Lumbung Ulama

Katasulsel.com
16 Sep 2025 02:23
Opini 0 33
5 menit membaca

Ada juga Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar sekaligus Guru Besar Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar yang kini masih menjabat sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan. Kehadiran mereka menegaskan bahwa kultur keilmuan dan tradisi ulama di Sidrap, khususnya yang bersentuhan dengan Muhammadiyah, memang sangat kuat dan berakar.

Apa yang dilakukan oleh Bupati Syaharuddin Alrif ini menjadi menarik karena beberapa alasan. Pertama, biasanya seorang bupati membuat program yang terkait dengan upaya meningkatkan pendapatan daerah atau membangun sesuatu yang bisa dilihat langsung hasilnya, seperti jalan, jembatan, pintu gerbang, patung, gedung perkantoran, maupun fasilitas publik lain. Tidak sedikit juga yang membuat gerakan salat berjamaah atau membangun masjid besar serta Islamic centre. Tetapi menjadikan program untuk melahirkan ulama adalah hal yang sangat jarang ditemui.

Kedua, Bupati Syaharuddin Alrif dikenal sebagai politisi dari partai yang berbasis nasionalis dan demokratis, bukan partai berbasis agama Islam. Program lumbung ulama jelas berkaitan dengan agama Islam. Di tengah kenyataan bahwa jarang sekali politisi berbasis agama sekalipun membuat program seperti ini, langkah seorang politisi nasionalis mengusung gagasan tersebut tentu mengandung makna tersendiri.

Ketiga, di tengah kecenderungan kepala daerah lebih memilih program pembangunan fisik atau peningkatan pendapatan daerah yang hasilnya cepat terlihat, gagasan menjadikan Sidrap sebagai lumbung ulama adalah sebuah keputusan politik yang berani. Program ini menunjukkan visi seorang bupati yang tidak hanya berpikir jangka pendek, tetapi berorientasi pada pembangunan manusia dan warisan spiritual. Hal ini bisa menjadi legacy politik yang berbeda dari kebanyakan pemimpin daerah lainnya.

Dari aspek komunikasi politik, gagasan ini memiliki nilai yang sangat positif. Pertama, ia menempatkan pembangunan rohani dan spiritual sebagai bagian penting dari visi pembangunan daerah. Kedua, gagasan ini mampu menjembatani kepentingan agama Islam dengan pembangunan daerah yang biasanya diukur dengan capaian ekonomi. Ketiga, gagasan ini menumbuhkan optimisme bahwa politik tidak melulu soal perebutan kekuasaan, tetapi bisa juga menjadi ruang untuk melahirkan warisan kebaikan yang lebih luas.

Tentu kita berharap program ini bukan sekadar wacana, tetapi betul-betul diimplementasikan dengan langkah konkret. Sejak dini, sudah mesti ada program terukur yang diarahkan untuk mencapai niat tersebut. Termasuk melibatkan kalangan aktivis Islam, akademisi, dan dunia perguruan tinggi untuk merancang dan membuat naskah akademiknya. Kehadiran ulama di tengah masyarakat bukan hanya simbol, tetapi kebutuhan nyata. Ulama adalah pengawal moral, penyampai nilai-nilai agama Islam, sekaligus sebagai bagian dari opinion leader yang sering kali lebih didengar daripada pejabat formal.

Sering kita mendengar pemimpin membuat janji besar, tetapi kemudian hilang ditelan bumi tanpa jejak. Karena itu, program lumbung ulama di Sidrap harus menjadi pengecualian. Jika terwujud, ia bukan hanya memberi manfaat bagi masyarakat Sidrap, tetapi juga bagi Sulawesi Selatan dan bahkan Indonesia. Kehadiran ulama yang lahir dari Sidrap akan menjadi bagian penting dari pembangunan bangsa, tidak hanya dari sisi fisik dan ekonomi, tetapi juga dari sisi moral dan spiritual.***

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )