Studio 5 Indosiar malam tadi, bukan lagi sekadar ruang pertunjukan. Lampu-lampu yang berkilau seolah kalah oleh semangat ribuan orang yang datang hanya untuk mendukung seorang anak Sidrap bernama Syaqirah.Mereka berdiri berbaur, seakan lupa status sosial masing-masing. Semua sama: penonton, pendukung, keluarga besar Syaqirah.
Malam itu juga menjadi ajang reuni para seniman Bugis. Hj. Cicha Alwi, artis Bugis, hadir bersama Alfa Chino — seorang seniman Sidrap yang kini menjadi dosen di sebuah universitas di Jawa Barat. Seniman-seniman itu seperti membawa pesan: seni tidak mengenal batas.
Dan jangan lupakan Sujib. Ia adalah koordinator Syaqirah Lovers Jabodetabek. Seorang pengusaha muda asal Sidrap yang kini tinggal di Jakarta.
Ia tidak pernah absen. Selalu hadir, kali ini bersama keluarga dan rombongan pengusaha muda lain. Mereka datang dengan energi khas anak muda — ceria, penuh semangat, penuh harapan.
Yang lebih mengejutkan, dukungan langsung juga datang dari Lampung, Palembang, hingga Ambon. Rombongan dari berbagai kota itu hadir di Studio 5 malam itu. Mereka menyatukan suara, sorak, dan doa untuk Syaqirah.
Maka lengkaplah malam itu. Ada pejabat, ada pengusaha, ada seniman, ada masyarakat biasa. Semua melebur jadi satu. Tidak ada sekat, tidak ada jarak. Hanya ada satu nama yang menyatukan: Syaqirah.
Dan di tengah gegap gempita itu, ada perasaan lain yang diam-diam menyelinap. Haru. Karena tidak banyak anak daerah yang bisa membawa pulang kebanggaan sebesar ini.
Tidak banyak anak kampung yang bisa membuat ribuan orang berbondong-bondong menyalakan doa, menyalakan semangat, menyalakan rasa persaudaraan.
Bahagia, karena malam itu terasa seperti pesta. Tapi juga haru, karena semua orang sadar: perjalanan ini tidak mudah. Ada air mata, ada kerja keras, ada doa panjang yang mengantar.
Studio 5 malam itu menjadi saksi: Syaqirah bukan lagi sekadar peserta ajang pencarian bakat. Ia adalah simbol.
Simbol persatuan, simbol harapan, simbol bahwa dari Sidrap — dari sebuah daerah yang mungkin jarang disebut di layar kaca nasional — lahir seorang anak yang bisa menyatukan begitu banyak hati.
Dan entah apa pun hasilnya nanti, malam itu sudah mencatat sejarah. Malam ketika seorang gadis Sidrap bernama Syaqirah membuat semua orang, dari Bupati sampai pengusaha, dari Papua sampai Jakarta, dari Lampung sampai Ambon, berdiri dalam satu barisan yang sama. (*)
Pos Terkait
Trending Post
Tidak ada komentar