Tapi sesungguhnya, ia tidak pernah benar-benar pergi. Ia akan terus hidup di buku-bukunya. Di catatan-catatan yang ia tinggalkan. Di ingatan adik-adiknya di HMI. Di tawa kecil di ruang kerja yang hangat itu.
Dan tentu, di hati setiap orang yang pernah ia bantu—dengan pikiran, dengan tangan, atau sekadar dengan senyumnya…(*)
Tidak ada komentar