Minggu, 28 Sep 2025

Api di Parepare, Cucu Itu Tidak Sempat Pulang

Katasulsel.com
23 Sep 2025 11:30
2 menit membaca

Di Parepare, dini hari itu, tidur warga buyar. Api yang melompat-lompat di Jalan Menara, Kelurahan Watang Soreang.

Laporan: Edy Basri

Jam di dinding menunjukkan hampir pukul dua, dini hari. Api sudah lebih dulu tiba. Lima rumah habis. Dan dua nyawa ikut lenyap. Kakek. Dan cucunya.

Saya selalu merasa, berita kebakaran itu sama saja: rumah terbakar, harta benda habis, korban dievakuasi.

Tapi, ada sesuatu di balik api di Kota Parepare, kota tempat kelahiran Bj Habibie itu.

Ada hubungan darah yang ikut diputuskan. Cucu itu mestinya masih hidup lebih panjang. Kakek itu mestinya masih sempat menceritakan dongengnya. Tapi tidak. Api lebih cepat.

Warga bernama Iksan masih terperangah. “Lagi tidur ka. Ramai-ramai orang ku dengar. Pas ka bangun, ada mi api. Dekat sekali dari rumah,” katanya.

Kalimatnya pendek. Tersendat. Mungkin ia masih syok. Mungkin juga ia tak percaya, dua orang itu sudah dibawa pergi dengan ambulans. “Iye, orang tua laki-laki sama cucunya,” ujarnya lagi.

Saya membayangkan betapa paniknya. Tengah malam. Orang-orang berlarian.

Ada yang membawa ember. Ada yang berteriak. Ada yang hanya bisa menonton seolah kaki terikat karena panik. Api memang selalu lebih cepat dari manusia.

Damkar datang. Mereka berjuang. Satu jam lebih.

Hingga pukul tiga baru padam. Tapi apinya bukan itu yang sulit dipadamkan. Api di hati warga itulah yang lebih lama padamnya.

Penyebabnya? Belum jelas.

Biasanya, kalau bukan korsleting, ya kompor. Tapi sebenarnya, apalah artinya sebab. Rumah sudah jadi abu. Harta benda sudah hilang. Dua nyawa sudah terlanjur pergi.

Kadang saya merasa, kebakaran adalah pengingat keras. Bahwa hidup ini sementara. Bahwa besok, bahkan satu jam ke depan, bukan jaminan. Warga Parepare mendapat pelajaran pahit itu dini hari kemarin.

Di antara abu dan seng yang melengkung, masih ada hal lain yang tersisa: solidaritas. Warga saling membantu. Ada yang memberi tumpangan.

Ada yang menyumbang pakaian. Ada yang sekadar duduk menemani keluarga korban. Itulah Parepare. Kota kecil yang tidak membiarkan warganya sendirian dalam duka.

Api bisa padam. Rumah bisa dibangun lagi. Tapi kisah kakek dan cucu itu akan lama jadi cerita di Watang Soreang. Tentang dua orang yang tidak sempat lari.

Tentang dua jiwa yang tidak sempat berpamitan. Tentang hidup yang, ternyata, rapuh sekali.(*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )