New York — The Academia of Papua turut ambil bagian dalam Science Summit 2025, sebuah forum paralel bergengsi yang digelar bersamaan dengan Sidang Umum PBB di New York. Acara yang berlangsung sejak 9 hingga 26 September 2025 ini mempertemukan ilmuwan, akademisi, dan pemimpin global untuk membahas peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Partisipasi The Academia of Papua menegaskan langkah strategis dalam membawa perspektif unik dari wilayah Papua ke ranah global. Direktur The Academia of Papua, Dr. Ismail Suardi Wekke, menyatakan bahwa kehadiran mereka di Science Summit 2025 menjadi momen penting untuk memperlihatkan potensi ilmiah dan inovasi Papua.
“Kami hadir di sini untuk menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan dan kearifan lokal di Papua memiliki peran krusial dalam upaya global menghadapi tantangan iklim dan pembangunan berkelanjutan,” ujar Dr. Ismail Suardi Wekke, yang juga menjabat sebagai Distinguished Professor di North Bangkok University, Thailand.
Ia menambahkan, “Kami ingin berbagi pengalaman tentang bagaimana masyarakat adat di Papua telah hidup selaras dengan alam selama berabad-abad. Pengetahuan ini sangat relevan dengan diskusi global mengenai keberlanjutan, termasuk kemampuan dan daya tahan masyarakat Papua dalam memanfaatkan sumber daya lokal.”
Dalam sesi yang berfokus pada inovasi dan kerja sama internasional, Dr. Wekke menyoroti pentingnya inklusi komunitas lokal dalam penelitian ilmiah. Menurutnya, solusi terbaik untuk masalah global sering kali lahir dari kolaborasi yang melibatkan beragam perspektif, termasuk dari mereka yang paling terdampak oleh perubahan lingkungan.
Kehadiran The Academia of Papua di Science Summit 2025 tidak hanya membuka peluang kolaborasi ilmiah internasional, tetapi juga memperkuat posisi Papua sebagai kontributor aktif dalam dialog global tentang masa depan berkelanjutan.
Dengan langkah ini, Papua menegaskan diri sebagai wilayah yang bukan sekadar kaya sumber daya alam, tetapi juga kaya pengetahuan dan inovasi lokal yang relevan dengan tantangan global. (ed)
Tidak ada komentar