Di kalangan keluarga, Hj. Maemunah selalu dikenang dengan satu kata: sabar. Ia bisa menampung keluh kesah anak-anaknya, bahkan menenangkan cucu-cucunya. Bagi mereka, rumah selalu terasa tenang kalau ada beliau.
Kini, rumah itu kehilangan satu cahaya.
Sidrap kehilangan seorang ibu. Sulawesi Selatan kehilangan seorang teladan dalam diam. Dan keluarga kehilangan tempat pulang yang sesungguhnya.
Tapi kebaikan itu tak ikut dikubur. Ia akan tetap hidup—dalam diri Fatmawati yang kini mengemban amanah sebagai Wakil Gubernur, dalam Rusdi Masse yang terus bekerja di Senayan, dalam cucu-cucu yang tumbuh dengan doa yang sama.
Hari itu, doa dipanjatkan tanpa henti: semoga husnul khatimah. Semoga amal jariyahnya terus mengalir. Semoga surga menanti dengan pintu terbuka lebar—untuk seorang ibu yang tak pernah lelah memberi, bahkan ketika namanya jarang disebut orang. (*)
Tidak ada komentar