Senin, 06 Okt 2025

Mengenang Sejarah, Himposip UMS Rappang Gelar “September Duka”

Katasulsel.com
2 Okt 2025 17:13
Sidrap 0 200
2 menit membaca

Sidrap, Katasulsel.com – Suasana haru dan reflektif menyelimuti pelataran Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Sidrap (UMS) Rappang, Selasa, 30 September 2025.

Himposip atau Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Pemerintahan, menggelar kegiatan bertajuk “September Duka”, sebuah momentum untuk mengenang peristiwa-peristiwa penting yang meninggalkan luka dan pelajaran sejarah bagi bangsa Indonesia.

Acara dibuka oleh MC Andi Aulia, yang mengajak seluruh peserta untuk sejenak menundukkan kepala dan menghormati para korban tragedi masa lalu.

Selanjutnya, kegiatan menghadirkan rangkaian puisi yang menggugah, dibacakan oleh sejumlah pemuda inspiratif.

Muh. Akbar membuka rangkaian puisi dengan karya “Sengkon Karta”, menekankan pentingnya mengingat sejarah untuk mencegah pengulangan kesalahan.

Dilanjutkan Fadhel Khalil Ataillah dengan puisi peringatan 30 September 1965, mengenang peristiwa G30S/PKI yang membekas dalam sejarah bangsa.

Chikita Medadya tampil dengan puisi 12 September 1984, tragedi Tanjung Priok yang menorehkan luka mendalam dalam perjalanan demokrasi Indonesia.

Sementara Erik membacakan puisi 24 September 1999, tragedi Semanggi II, sebuah pengingat atas perjuangan mahasiswa dan warga sipil yang gugur memperjuangkan hak demokrasi.

Kurnia Aziz menghadirkan puisi 7 September 2004, mengenang aktivis HAM Munir, simbol keberanian dan keteguhan dalam menegakkan keadilan.

Siti Yasyifa Hidayatullah mengangkat puisi 26 September 2015, “Zalim Kancil”, yang menyuarakan ketidakadilan sosial dan kritik terhadap praktik-praktik korupsi dan penindasan.

Muhammad Khaedir menyampaikan puisi 24 September 2019, “Reformasi Korupsi”, yang menegaskan bahwa perjuangan antikorupsi tetap relevan hingga kini.

Menutup rangkaian puisi, Zakinah tampil dengan karya bertajuk “September 2025: Reset Indonesia”, menekankan semangat perbaikan dan regenerasi bangsa.

Setelah pembacaan puisi, Ketua Umum Himposip, Aswandi Putra, menyampaikan orasi politik dan sosial.

Dalam orasinya, ia menekankan pentingnya kesadaran kolektif untuk mengingat sejarah, memahami akar masalah bangsa, dan mendorong generasi muda menjadi agen perubahan. “Sejarah adalah guru terbaik.

Mengingat tragedi dan kesalahan masa lalu adalah kewajiban kita agar Indonesia tidak tersesat kembali,” ujarnya.

Rangkaian kegiatan ditutup dengan simbolis “Menyayangi Gugur Bunga”, dipandu Muh. Angga dan Selvi. Momen ini menjadi refleksi batin bagi seluruh peserta, sekaligus penghormatan bagi mereka yang telah gugur dalam berbagai tragedi dan perjuangan.

Kegiatan “September Duka” yang berlangsung di pelataran FISIP UMS Rappang ini tidak sekadar mengenang, tetapi juga mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk memahami pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan kemanusiaan.

Himposip berharap momentum ini dapat memperkuat kesadaran kolektif dan menumbuhkan semangat perbaikan Indonesia dari pengalaman pahit sejarah.(*)

Editor: Tipue Sultan

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Media Portal Berita Berbadan Hukum

PT WEPRO DIGITAL INDONESIA
Kemenkum HAM RI
No. AHU-0190238.AH.01.11,

Nomor Induk Berusaha: 0809240015028,
Rekening Perusahaan No: 120-003-000013438-6 (Bank Sulselbar)

Jl. Ganggawa No. 149 Tellu Limpoe, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan. Phone: +62 823 4898 1986

Email:
katasulsel@mail.com (Redaksi)
katasulsel@mail.com ( Marketing )
katasulsel@mail.com ( Kerjasama )